Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Wisata Manado

Turis Eropa dan Amerika Padati Klenteng Ban Hin Kiong Manado Sulawesi Utara

Kamis (2/3/2023), ratusan turis asing tumplek di kelenteng tertua di Sulawesi Utara. Mereka adalah turis Eropa dan Amerika.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Tribunmanado.co.id/Arthur Rompis
Kamis (2/3/2023), ratusan turis asing tumplek di kelenteng tertua di Sulawesi Utara, Klenteng Ban Hin Kiong Manado. Mereka adalah turis Eropa dan Amerika yang menumpang kapal Arcadia. 

Menurut pengelola kelenteng, kejadian tersebut hanya menyisakan satu patung, yaitu patung Dewa Umur Panjang.

Awalnya, kelenteng ini hanya berbentuk gubuk kecil.

Seiring berjalannya waktu dan jumlah etnis Tionghoa di Manado yang semakin berkembang, maka kelenteng tersebut dibangun lebih besar dalam bentuk permanen dan terus mengalami perkembangan hingga saat ini.

Tercatat bangunan Ban Hin Kiong sempat hancur dua kali. Pertama, akibat Perang Dunia II pada 1944.

Sedangkan yang kedua akibat peristiwa pembakaran pada 14 Maret 1970.

Setelah kejadian pembakaran tersebut, Nyong Loho yang merupakan ketua pembangunan kelenteng Ban Hin Kiong, memulai pembangunan kembali kelenteng.

Kelenteng yang sudah menjadi ikon sejarah kota Manado ini merupakan kelenteng Tri Dharma yang digunakan sebagai tempat beribadah bagi penganut Kong Hu Cu, Tao, dan Buddha.

Kelenteng ini banyak dikunjungi wisatawan karena memiliki arsitektur khas Tiongkok klasik dan dihiasi sejumlah ornamen yang cantik. 

Salah satu bagian kelenteng yang paling banyak dikunjungi adalah lokasi penyimpanan dua buah meriam kuno pemberian VOC yang terletak di lantai tiga bangunan kelenteng.

Pada batang meriam kuno tersebut tercetak logo VOC dan tahun pembuatannya yaitu 1778. (Arthur Rompis/Rizali Posumah)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved