Wisata Manado
Turis Eropa dan Amerika Padati Klenteng Ban Hin Kiong Manado Sulawesi Utara
Kamis (2/3/2023), ratusan turis asing tumplek di kelenteng tertua di Sulawesi Utara. Mereka adalah turis Eropa dan Amerika.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemandangan ini sudah lama tak terlihat di Klenteng Ban Hin Kiong, Manado, Sulawesi Utara.
Kamis (2/3/2023), ratusan turis asing tumplek di kelenteng tertua di Sulawesi Utara tersebut.
Mereka adalah turis Eropa dan Amerika yang menumpang kapal Arcadia.

Kapal itu tengah sandar di Pelabuhan Bitung. Para turis asing ini nampak sangat antusias.
Mereka menyusuri setiap sudut klenteng sambil foto - foto.
Beberapa di antaranya penasaran lantas bertanya tentang sejarah Klenteng tersebut.
Ketika disebut bahwa Klenteng itu usianya sudah tiga abad dengan banyak peristiwa bak mujizat, mereka kagum.
Tentang Klenteng Ban Hin Kiong Manado
Nama Ban Hin Kiong memiliki makna “Istana Penuh Berkah”.
Penamaannya terdiri dari tiga kata, yakni “Ban” yang berarti “banyak”, “Hin” berarti “berkah berlimpah”, dan “Kiong” berarti “istana”.
Menurut catatan resmi Pemerintah Sulawesi Utara, Kelenteng Ban Hin Kiong didirikan pada abad ke-18 tepatnya pada 1819.
Namun beberapa tokoh Tri Dharma, menyebut kelenteng ini dipercaya sudah ada sejak awal masa pemerintahan Dinasti Qing di daratan Tiongkok, yakni sekitar tahun 1680-an.
Bila apa yang dikatakan ini benar, maka Ban Hin Kiong bukan hanya kelenteng tertua di Manado, melainkan yang tertua di Indonesia Timur.
Sayang, bukti yang menguatkan umur kelenteng tersebut sirna akibat kejadian pembakaran pada 1970.
Seluruh dokumen dan peninggalan bersejarah di dalamnya hangus terbakar.
Menurut pengelola kelenteng, kejadian tersebut hanya menyisakan satu patung, yaitu patung Dewa Umur Panjang.
Awalnya, kelenteng ini hanya berbentuk gubuk kecil.
Seiring berjalannya waktu dan jumlah etnis Tionghoa di Manado yang semakin berkembang, maka kelenteng tersebut dibangun lebih besar dalam bentuk permanen dan terus mengalami perkembangan hingga saat ini.
Tercatat bangunan Ban Hin Kiong sempat hancur dua kali. Pertama, akibat Perang Dunia II pada 1944.
Sedangkan yang kedua akibat peristiwa pembakaran pada 14 Maret 1970.
Setelah kejadian pembakaran tersebut, Nyong Loho yang merupakan ketua pembangunan kelenteng Ban Hin Kiong, memulai pembangunan kembali kelenteng.
Kelenteng yang sudah menjadi ikon sejarah kota Manado ini merupakan kelenteng Tri Dharma yang digunakan sebagai tempat beribadah bagi penganut Kong Hu Cu, Tao, dan Buddha.
Kelenteng ini banyak dikunjungi wisatawan karena memiliki arsitektur khas Tiongkok klasik dan dihiasi sejumlah ornamen yang cantik.
Salah satu bagian kelenteng yang paling banyak dikunjungi adalah lokasi penyimpanan dua buah meriam kuno pemberian VOC yang terletak di lantai tiga bangunan kelenteng.
Pada batang meriam kuno tersebut tercetak logo VOC dan tahun pembuatannya yaitu 1778. (Arthur Rompis/Rizali Posumah)
Menatap Tiga Gunung dari Tepi Pantai, Sensasi Unik Objek Wisata MBW 2 Manado |
![]() |
---|
Intip Food Truck Depan Eks Blue Banter, Tempat Nongkrong Baru di Manado |
![]() |
---|
Alam, Kuliner dan Jiwa Muda, Pesona Objek Wisata Sunbae di Manado |
![]() |
---|
Turis Asal Jerman Alami Cultural Shock saat Liburan ke Manado Sulawesi Utara, Akui Alamnya Indah |
![]() |
---|
Turis Asing Liburan di Manado, Sulawesi Utara Saat Holiday Idul Fitri, Ini Testimoni Turis Jerman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.