Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Minsel Sulawesi Utara

391 Balita Terindikasi Stunting di Minsel Sulawesi Utara Tahun 2022, Kecamatan Kumelembuai Terbanyak

Stunting masih menjadi salah satu masalah besar di Minsel. Tercatat ada 391 balita terindikasi stunting pada tahun 2022.

Penulis: Manuel Mamoto | Editor: Isvara Savitri
ISTIMEWA
Ilustrasi stop stunting. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MINSEL - Masalah stunting masih menjadi perhatian pemerintah pusat dan pemerintah daerah saat ini.

Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa.

Angka stunting di Kabupaten Minahasa Selatan untuk tahun 2022 mengalami peningkatan dibanding tahun 2021.

Dari rekap data balita berdasarkan status gizi oleh Dinas Kesehatan Minsel, untuk tahun 2022 angka balita yang terindikasi stunting berjumlah 391 balita dari 14.508 sasaran balita (riil), sedangkan jumlah balita yang diukur ada 13.493 atau sekitar 2,90 persen. 

Angka tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2021 yang hanya berjumlah 276 balita yang terindikasi stunting dari 14.630 sasaran balita, dan jumlah balita yang diukur 12.301 atau sekitar 2,24 persen.

Dari data tersebut diketahui kalau Kecamatan Kumelembuai yang paling banyak memiliki balita terindikasi stunting, yaitu 55 orang.

Kemudian ada Kecamatan Modoinding sebanyak 40 balita, Kecamatan Tompaso Baru 39 balita, dan Kecamatan Amurang Barat dengan 37 balita. 

"Angka stunting tahun 2022 ada kenaikan dari tahun 2021 karena pengukuran balita stunting tahun 2021 sampel datanya kurang, karena terkendala pandemi COVID-19," kata Kadis Kesehatan Minsel dr. Erwin Schouten. 

Erwin menyampaikan bahwa saat ini pihaknya masih menginput data di aplikasi stunting tahun 2023.

"Masing-masing puskesmas masih menginput data di aplikasi stunting. Bulan Maret sudah dirilis nanti untuk data stunting sampai Februari 2023," jelas Erwin Schouten.

Baca juga: Berikut Jadwal Penerbangan Perdana Manado ke Jepang, Gunakan Pesawat Air Bus A330, Tersedia 251 Seat

Baca juga: Sosok Irjen Wahyu Widada, Mantan Timsus Kasus Brigadir J, Lulusan Akpol Terbaik Angkatan Kapolri

Menurut Thia Milly Sumual selaku Satgas Stunting BKKBN Sulut di Minsel, salah satu indikator penyebab stunting yaitu sanitasi. 

"Jamban yang tidak layak dan sanitasi yang kurang baik menjadi salah satu indikator terjadinya stunting. Beberapa waktu lalu kami sudah berkunjung di salah satu keluarga yang berisiko stunting di Desa Kapitu, Kecamatan Amurang Barat untuk jadikan sample. Di sana kami jumpai kondisi keluarga yang memang lokasi tempat tinggalnya tidak higienis karena selain jamban dan sanitasi, di belakang rumah juga ada kandang hewan. Jadi potensi untuk terindikasi stunting sangat besar untuk anak mereka," ujar Milly. 

Untuk mengatasi masalah stunting, Pemkab Minsel sejak tahun 2022 melaksanakan berbagai program strategis terintegrasi dalam upaya pencegahan serta penurunan stunting, di antaranya:

- Forum diskusi dan workshop peduli tentang remaja dan siap edukasi stunting,

- Intervensi gizi spesifik oleh Dinas Kesehatan,

ilustrasi stunting
ilustrasi stunting (Serambi Indonesia - Tribunnews.com)
Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved