Opini
Tangan Tuhan dalam Penyidikan
Tangan Tuhan bekerja dalam kasus pembunuhan berencana Yosua Hutabarat berakhir. Kini, Ferdy Sambo harus menghadapi vonis mati.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Isvara Savitri
Oleh: Arthur Rompis (Wartawan Tribun Manado)
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kasus pembunuhan Yosua Hutabarat atau Brigadir J berakhir indah.
Ferdy Sambo, otak pembunuhan berencana divonis mati.
Sedangkan Richard Eliezer atau Bharada E, sang eksekutor hanya dihukum satu tahun penjara.
Keputusan ini sesuai dengan keinginan publik.
Kasus pembunuhan Brigadir J mirip sinetron.
Ada penjahat yang super berkuasa hingga bisa mengatur skenario canggih.
Lawannya seorang anak buah berpangkat rendah dari keluarga miskin.
Si penjahat super dengan menggunakan segenap kekuatannya mencoba mempengaruhi seisi negara agar percaya cerita bohongnya.
Ia menyuap polisi, mempengaruhi Komnas Perempuan, pers, lembaga perlindungan anak, hingga tokoh agama.
Senjata si anak buah hanyalah kejujuran.
Tentu penonton Indonesia yang suka kisah haru biru dan azab pasti lebih berpihak pada si anak buah.
Si anak buah, seorang pria muda ganteng dielu-elukan sebagai pahlawan kejujuran.
Bagus tidaknya sebuah film bergantung sutradara.
Dan sutradara itu adalah Bapa di surga.
Kasus itu tak akan selesai tanpa intervensi ilahi.
Dikisahkan, suatu ketika para polisi dilanda frustasi.
Mereka tak bisa menemukan bukti keterlibatan Ferdy Sambo.
Semua alat perekam CCTV rusak atau sengaja dirusak Ferdy Sambo yang tahu bahwa seseorang tak mungkin dihukum tanpa bukti.
Tak ada orang dihukum karena opini.
Baca juga: Pileg 2024, Sejumlah Figur Potensial Merapat ke Partai Gerindra Tomohon, Ada Pengusaha
Baca juga: Chord Gitar dan Lirik Lagu Janji Tak Menangis - Maysha Jhuan: Sendiri, Aku Janji Takkan Menangis
Ketika aparat nyaris putus asa, seorang ibu datang.
Ia menyerahkan sebuah barang.
"Ini pak, mungkin kelupaan," katanya.
Ibu tersebut adalah Dhania yang merupakan istri Baiquni Wibowo, anggota polisi tersangkut kasus perusakan CCTV dan sudah dipecat dari kepolisian.
Barang itu ternyata sangat penting.
Rekaman CCTV.
Begitu tahu itu barang yang sangat penting, sang penyidik langsung memuji nama Tuhan.
"Ini sungguh tangan Tuhan dalam penyidikan," katanya.
Dengan itu bisa diketahui tipu-tipu Ferdy Sambo.
Rekaman CCTV menunjukkan Ferdy Sambo ada di TKP saat tembak-menembak terjadi.

Sebelumnya. ia bersaksi tak ada di TKP.
Setelah itu Ferdy Sambo terus menerus kalah hingga akhirnya divonis mati.
Mengapa barang sepenting itu tak dimusnahkan Ferdy Sambo?
Padahal rencana sudah dirancang dengan detail.
Jawabannya mungkin karena tangan Tuhan.
Kasus pembunuhan Brigadir Jmembuktikan kebenaran masih ada.
Dia belum habis kendati selalu kalah dalam perkara orang besar versus orang kecil.
Apa yang terjadi di aras nasional itu seharusnya dapat menular ke daerah, ke Sulawesi Utara.
Banyak kasus korupsi di Sulut yang masih misteri, diduga karena pelakunya orang besar.
Masih banyak Ferdy Sambo di Sulut.
Baca juga: Pengamat: Isu Reshuffle Kabinet Meredup Bukti Pengaruh Surya Paloh
Baca juga: Kronologi Pembunuhan Bos Ayam Goreng di Bekasi, Dihabisi Dua Karyawannya Pakai Tabung Gas
Banyak pula Bharada E yang terzalimi karena tak ada uang.
Mungkin tangan Tuhan harus turun di Sulut.(*)
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.