Andika Warga Binaan Lapas Bitung Mengaku Ketika Bebas Ingin Jadi Hamba Tuhan

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Bitung Bakudapa Bersama Polres Bitung, Curhat Jo Deng Torang Baku Malendong Jaga Bitung Tetap Aman, terus dilakukan Polres Bitung, Jumat (10/2/2023).

Kali ini program itu berlangsung di Lembaga Pemsyarakatan (Lapas) Kelas II B Kota Bitung di Kelurahan Tewaan Kecamatan Ranowulu, Bitung, Sulawesi Utara.

Pada moment itu juga dilakukan penandatanganan nota kesepakatan antara pihak Polres Bitung, Lapas Kelas II B dan Kementrian Agama Kota Bitung.

Di hadapan puluhan Warga Binaan Lapas Kelas II B Bitung Kapolres Bitung AKBP Alam Kusuma, menyampaikan tentang tingkat kriminal di Kota Bitung terus naik.

"Tahun 2021 dari laporan masuk ada 1.300, lalu Tahun 2022 naik di angkat 1.400.

Jangan sampai tahun 2023 naik lagi, itu berarti alami penurunan moral dan etika mulai berkurang," kata Kapolres Bitung, Jumat (10/2/2023).

Untuk itu, di tahun 2023 ini Kapolres Bitung AKBP Alam Kusuma ingin ada peran aktif dan suport dari aeluruh warga binaan Lapas Bitung dalam mengurangi tingkat kriminalitas hingga di bawah angka 1.000.

Pada kesempatan itu, beberapa warga Binaan curhat menyangkut masalah hukum yang menjeratnya.

Ada juga yang berkinginan untuk berubah, ketika bebas.

Apa yang diperoleh warga Binaan di Lapas, merupakan ilmu diantaranya bimbingan rohani.

"Yang kami dapat disini untuk bimbingan rohani, dari belum tau berdoa jadi tau berdoa. Kelak ketika bebas nanti mau menjadi hamba tuhan," kata seorang Warga Binaan bernama Andika.

Andika merupakan warga binaan Lapas Kelas II B yang terjerat kasus pencurian handphone ia lakukan sudah lebih dari sekali.

Kegiatan Bitung Bakudapa Bersama Polres Bitung, Curhat Jo Deng Torang Baku Malendong Jaga Bitung Tetap Aman, di Lapas Kelas II B Bitung kata Kapolres adalah wujud kecintaan kami ke warga binaan di Lapas Kelas II B Bitung.

Mungkin para Narapidana punya kenanggan yang kurang baik dengan Polres Bitung.

Namun pihaknya tidak pernah marah maupun benci ke para Narapidana, namun perbuatan melawan hukumlah yang membuat kami harus tegakkan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

Lagi kata Kapolres, kita sama di mata Tuhan, dan jangan menilai karena para narapidana telah berbuat salah karena masih ada waktu untuk bertobat.

Menurutnya, warga binaan disini masuk surga karena yang menilai amal dan perbuatan adalah Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut Kapolres bangsa ini masih memerlukan narapindan untuk keberhasilan negara, karena nantinya semua yang tinggal di Negara ini akan menjaga negara tercinta.

Sesuai dengan slogan atau falsafah yang ada di Sulawesi Utara, Si Tou Tumou Tou kita hidup untuk menghidupakan orang lain berarti harus hidup, bukan hanya untuk diri kita sendiri, namun harus bermanfaat bagi orang lain.

"Juga janganlah berbuat tindak pidana yang dapat merugikan orang lain," ujar dia.

Ia berharap ketika mereka bebas, harus berubah tidak melakukan tindakan melanggar hukum.

Tanpa bantuan warga binaan kami tidak bisa apa-apa, dengan keterbatasan jumlah personil sehingga sanagt berharap perubahan sikap dan prilaku ketika bebas nanti sehingga tingkat kriminalitas di Kota Bitung dapat berkurang.

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.