Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bitung Sulawesi Utara

Pemerintah Kota Bitung Sulawesi Utara Terus Cegah dan Tanggulangi Stunting

Pemkot Bitung terus berusaha mencegah dan menangani stunting. Berikut data lengkap stunting di Kota Bitung.

Tribunmanado.co.id/Christian Wayongkere
Penyerahan Surat Keputusan Tentang Penetapan Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting oleh Wakil Wali Kota Bitung, Hengky Honandar, kepada Dandim 1310/Bitung, Letkol Arm Yoki Afriandi dan Haidy Malingkas. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Pemerintah Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), terus menunjukkan konsistensinya untuk mencegah dan menangani stunting.

Berdasarkan data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGMB), tahun 2022 Pengukuran Bulan Agustus (Penarikan Data 1 November 2022), Kota Bitung Sasaran Balita (Pusdatin 2022) 19,734, Entry Balita (ePPGMB) 14,503, Entry Pengukuran Balita 7,829, Persen Pengukuran 57,98, Stunting 289 dan persen 3,69.

Relevansi Balita Stunted (tinggi badan menurut umur), berdasarkan kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Utara SSGI 2022, Kota Bitung berada di angka 23,5.

"Jumlah stunting di Kota Bitung 302. Dan untuk data stunting per-kecamatan di Kota Bitung tahun 2022 ada yang 44 dan 15 dengan rincian tinggi badan umur (TB/U), pendek dan sangat pendek," kata Pengawas Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinkes Bitung, Sual Tindangen, Senin (30/1/2023).

Di tempat terpisah, upaya Dinas Pengendalin Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Bitung adalah melakukan program kerja sama untuk Bapak/bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) sebagai suatu kerja kolaborasi dengan pihak swasta, pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi, dan media.

Tugas Dinas PPKB adalah mencegah anak stunting dimulai dari hulu, yakni para remaja. 

"Sasaran pencegahan adalah remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu melahirkan, serta baduta, dan balita. Pendekatan yang dilakukan dalam pelaksanaan program kegiatan adalah pendekatan keluarga dalam kelompok-kelompok kegiatan, yaitu PIK R, BKR, BKL dan BKB," kata Kepala Dinas PPKB Bitung, dr Haidy Malingkas.

Intervensi pun dilakukan melalui kerja sama lintas sektor.

Masalah stunting bukan hanya kekurangan gizi akut, tetapi sanitasi dan kualitas ingkungan seperti air bersih dan jamban sehat sangat mempengaruhi.

Di samping itu, kesehatan dan pendidikan juga mempengaruhi potensi berrisiko stunting. 

Baca juga: HUT ke-20 Minsel Sulawesi Utara Dimeriahkan dengan Lomba Panjat Pinang, Desa Tumpaan Dua Jadi Juara

Baca juga: Profil Song Joong Ki, Aktor Korsel yang Resmi Menikahi Artis Katy Saunders, Eks Suami Song Hye Kyo

Data tahun 2021 bahwa kepala keluarga (KK) yang berpotensi berrisiko stunting 22.198 KK dan KK yang berrisiko 13.675. 

Hal ini dari pendataan PK 2021 dengan indikator yang diukur yaitu 4T yakni terlalu melahirkan muda, terlalu tua melahirkan, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat jarak melahirkan.

Kondisi ini harus dicegah lewat pendekatan gizi terpadu, pendekatan keluarga, dan kerjasama/kolaborasi.

"Pesan kepada masyarakat adalah menjalani hidup sehat, meningkatkan ketahanan keluarga dengan menjalankan salah satunya yakni 8 fungsi keluarga, meningkatkan prevalensi untuk ber-KB, serta tuirut serta mensukseskan  program-program pemerintah dengan berpartisipasi aktif pelaksanaan program bangga kencana di wilayahnya masing-masing," tandasnya.

Pemkot Bitung juga telah melaksanakan Rapat Koordinasi Konsolidasi dan Sinkronisasi Percepatan Penurunan Stunting di Kota Bitung.

Ada foto foto terkair stunting. christian wayongkere tribun manado Wakil Walikota Bitung Hengky
Penyerahan Surat Keputusan Tentang Penetapan Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting oleh Wakil Wali Kota Bitung, Hengky Honandar, kepada Dandim 1310/Bitung, Letkol Arm Yoki Afriandi dan Haidy Malingkas.
Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved