Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bursa Capres

Pengamat: Ridwan Kamil tak Bisa Nyapres, Sudah Berhitung Banyak Ketua Parpol Kesulitan Maju Pilpres

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menjelaskan bagaimana nasib Ridwan Kamil di pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Editor: Aswin_Lumintang
TribunWow.com/ HO
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan para petinggi partai saat deklarasi penggabungannya menjadi kader di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Rabu (18/1/2023). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menjelaskan bagaimana nasib Ridwan Kamil di pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Diketahui, Ridwan Kamil telah resmi bergabung dengan Partai Golongan Karya (Golkar), Rabu (20/1/2023) lalu.

Adi Prayitno menilai, Ridwan Kamil akan tunduk kepada keputusan Partai Golkar soal siapa calon presiden (capres) yang akan diusung di 2024.

Ridwan Kamil Sah Jadi Kader Partai Golkar, Dipuji Ketua Umum Airlangga Hartarto.
Ridwan Kamil Sah Jadi Kader Partai Golkar, Dipuji Ketua Umum Airlangga Hartarto. (OMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA)

Terlebih, nama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto telah lama diusung untuk pemilihan presiden (Pilpres).

"Tentu apapun judulnya Ridwan Kamil harus tunduk dan patuh kepada keputusan politik Golkar terkait pencapresan. Sampai saat ini Airlangga Hartarto lah yang kemudian didapuk untuk Pilpres," kata Adi, saat dihubungi, Jumat (20/1/2023).

"Itu hasil musyawarah nasional (Munas) beberapa tahun lalu yang sampai saat ini belum ada perubahan apapun," sambung pengamat politik itu.

Terkait keputusan Partai Golkar tersebut, Adi mengatakan, Gubernur Jawa Barat itu harus mengubur mimpinya untuk bisa maju sebagai capres di 2024.

"Itu artinya apa, ya Ridwan Kamil harus memendam dan harus mengubur mimpinya pelan-pelan untuk bisa maju di 2024," ucapnya.

Baca juga: Pria Dianiaya di Kalasey Minahasa, Polisi Sebut Kondisi Korban Tak Seperti yang Beredar di Medsos

Baca juga: Akhirnya Terungkap Sosok Wowon dan Solihin, Tersangka Pembunuhan Berantai 9 Orang, Dikenal Ramah

Adi menduga, Ridwan Kamil pun sudah berhitung soal kemungkinan menjadi capres jika bergabung dengan Golkar.

"Karena begitu banyak tokoh-tokoh penting di negara ini. Misalnya ketum-ketum partai yang belum bisa dipastikan maju," tutur Adi.

Selanjutnya, ia sempat menyebut beberapa nama Ketum Partai yang dimaksudnya itu.

Di antaranya, Airlangga Hartarto, yang menurut Adi, kesulitan maju karena belum mendapatkan partai tambahan.

"Sekalipun ada KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) kan belum ada kepastian resmi," sebutnya.

Kemudian, Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.

"Sejak tahun 2009 ingin maju juga tidak kunjung dapat tiket pencapresan," katanya.

Lalu, Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"AHY juga luntang-lantung enggak jelas. Bahkan juga kita lihat Prabowo Subianto juga tidak bisa maju sendiri," jelasnya.

Selain itu, kata Adi, nama-nama mentereng seperti Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo juga belum jelas kepastiannya untuk bisa maju di Pilpres 2024.

"Ganjar Pranowo dari PDIP juga itu belum jelas bisa maju atau tidak. Karena kelihatan Puan itu juga masih sangat kelihatan ingin maju di Pilpres," sebutnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno angkat bicara perihal gabungnya Ridwan Kamil (RK) ke Partai Golkar.

Adi menilai bergabungnya pria yang kerap disapa kang Emil itu akan berdampak signifikan terhadap Partai Golkar jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.

"Saya kira masuknya Ridwan Kamil ke Golkar akan berdampak signifikan bagi soliditas, bagi kinerja, dan pemanasan mesin Golkar menuju jalan panjang di 2024," kata Adi, saat dihubungi, Kamis (19/1/2023).

Hal tersebut, menurut Adi, dikarenakan Ridwan Kamil merupakan satu diantara tokoh penting di Indonesia.

"Apapun judulnya RK ini merupakan tokoh penting, tokoh bangsa yang saat ini sebagai Gubernur Jawa Barat yang selalu masuk dalam radar survei," tuturnya.

"(Ridwan Kamil) memiliki popularitas dan elektabilitas yang relatif signifikan masuk papan tengah dalam survei politik," sambungnya.

Atalia Praratya dan Ridwan Kamil.
Atalia Praratya dan Ridwan Kamil. (YouTube Najwa Shihab)

Oleh karena itu, Adi menyebut, hal tersebut akan menambah dukungan bagi Partai Golkar di Pemilu 2024 mendatang.

"Itu artinya pemilih Ridwan Kamil atau orang-orang yang suka dengannya, orang-orang yang kenal dengannya ini otomatis akan hijrah (mendukung) ke Partai Golkar," jelas Adi.

Adi menjelaskan, hal itu senada dengan tradisi pemilih di Indonesia yang cenderung personalitik.

"Suka memilih partai dimana tempat idola mereka itu pindah" ujarnya.

"Basis pemilih Ridwan Kamil, khususnya di Jawa Barat akan migrasi secara perlahan ke Golkar. Itu dampak politik elektoral yang pastinya secara signifikan akan didapatkan oleh Golkar," sambung pengamat politik itu.

Ridwan Kamil Andalkan Followers 30 Juta untuk Galang Suara Pemilih

Sementara, Kang Emil mengandalkan follower atau pengikutnya di media sosial sebanyak 30 juta untuk menggalang suara pemilih terhadap Partai Golkar.

Menurut Kang Emil, follower tersebut merupakan modalnya untuk menarasikan Partai Golkar ke pemilih.

"Followers saya 30 juta. Itu saja sudah jadi modal. Saya posting sehari sekali atau dua hari sekali tentang Golkar, adalah yang nyangkut-nyangkut kan," ucapnya.

Ia menuturkan dirinya akan menarasikan Partai Golkar melalui media sosialnya dengan cara-cara cerdas dan persuasif.
"Karena saya pasti menarasikannya dengan cara-cara yang lebih cerdas dan lebih persuasif ya," ungkap Kang Emil.

Kang Emil mengaku jika dirinya telah melirik untuk bergabung ke partai besutan Airlangga Hartarto tersebut sudah lebih dari dua tahun.

"Sebenarnya (saya) itu ngelirik-lirik Golkar itu sudah lebih dari 2 tahun," ucap Kang Emil.

Kang Emil menuturkan jika Golkar merupakan partai yang sesuai dengan hobinya.

"Tapi menuju hari ini tuh saya bersafari ke semua pihak dan yang paling pas untuk pribadi saya ya, yang hobinya membangun progresif, adalah Partai Golkar," ujarnya.

Alasan ke Golkar

Ia pun mengungkapkan alasannya bergabung dengan Golkar lantaran merupakan simbol partai tengah, pancasilais, dan terbuka bagi semua pihak.

"Kenapa Partai Golkar? Yang pertama Partai Golkar itu sangat kuat sebagai simbol partai tengah, partai yang pancasilais, partai yang terbuka sehingga ini yang menjadi sebuah minat saya," ungkap Kang Emil.

Kang Emil menyebut Partai Golkar memiliki sejarah panjang dan menunjukkan institusi yang sangat terhormat.

"Sehingga besar kecilnya, maju mundurnya memang dari individu-individunya. Maka juga (kalau) individu-individu ini berkualitas maka yang diuntungkan adalah Indonesia," ujarnya.

Ia menuturkan bahwa dirinya memiliki hubungan baik dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan sering berdiskusi terkait urusan ekonomi.

"Kami sering berdiskusi urusan ekonomi, dalam kapasitas beliau di kabinet," ungkap Kang Emil.

Lebih lanjut, Kang Emil mengungkapkan jika Airlangga beberapa kali hadir ketika putranya meninggal dunia.

"Waktu saya kena musibah, beliau (Airlangga) hadir lebih dari sekali, menyampaikan simpati. Bagi saya, itu kemanusiawian, kehumanisan Pak Airlangga. Itu sangat saya apresiasi," imbuhnya.

Kang Emil menambahkan bahwa hingga kini Partai Golkar konsisten dalam urusan pembangunan.

"Nah, kemudian juga Partai Golkar, saya baca sejarahnya, konsisten sampai hari ini, selalu fokus pembangunan. Membangun kekaryaan, progresif. Nah itulah saya banget kira-kira," ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengamat: Ridwan Kamil Harus Mengubur Mimpinya Maju Sebagai Capres di 2024, https://www.tribunnews.com/mata-lokal-memilih/2023/01/20/pengamat-ridwan-kamil-harus-mengubur-mimpinya-maju-sebagai-capres-di-2024?page=all.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved