Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

BACAAN ALKITAB

BACAAN ALKITAB MALAM - Yeremia 30:18-19 Mendekatkan dengan Nyanyian

Sebuah legenda Yahudi kuno mengisahkan bahwa setelah menciptakan dunia, Allah memanggil para malaikat dan menanyakan pendapat mereka.

Penulis: Aswin_Lumintang | Editor: Aswin_Lumintang
istimewa
ILustrasi Pujian Rohani 

Yeremia 30:18-19
"Nyanyian syukur akan terdengar dari antara mereka, juga orang yang bersukaria". (19a)

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebuah legenda Yahudi kuno mengisahkan bahwa setelah menciptakan dunia, Allah memanggil para malaikat dan menanyakan pendapat mereka.

Salah satu malaikat berkata: “Ada satu yang kurang, yaitu suara pujian bagi Sang Pencipta”.

Maka Allah pun menciptakan musik yang terdengar melalui desiran angin dan nyanyian burung.

Kisah Nabi Yeremia, Seorang yang Taat pada Allah dan Melayani dengan Kasih
Kisah Nabi Yeremia, Seorang yang Taat pada Allah dan Melayani dengan Kasih (Ist)

Allah juga memberikan karunia pujian bagi manusia. Sepanjang masa nyanyian dan musik telah memberkati banyak orang.
Nyanyian pujian kepada Allah untuk memuliakan Nama-Nya, serta menghibur dan menguatkan kita sebagai umat manusia.

Ketika sedang bersukacita, kita bernyanyi. Ketika sedang berdukacita, kita bernyanyi. Bernyanyi atau bermusik menjadi cara bagi seseorang untuk mengekspresikan sebuah emosi.

Bahkan, musik menjadi bahasa yang bisa diterima oleh semua orang. Kesedihan atau sukacita dari seseorang bisa dirasakan oleh orang lain, juga melalui musik dan nyanyian. Gereja hingga saat inipun terus mengadopsi musik sebagai salah satu cara untuk memuliakan Tuhan. Dengan keberagaman musik, kuno ataupun modern, semua digunakan untuk kemuliaan Tuhan.

Tuhan sangat menyukai puji-pujian berupa nyanyian, musik dan juga tari-tarian. Melalui musik, nyanyian dan tarian tersebut bangsa Israel memiliki cara komunikasi yang unik dengan Allah. Kehidupan spiritual dibangun melalui keberadaan musik, nyanyian dan tarian.

Baca juga: BACAAN ALKITAB - Lukas 12:25-26 Manusia Terbatas, Allah tak Terbatas

Allah telah berencana membebaskan bangsa Israel dari penindasan bangsa Babel, dan rencana tersebut akan menghasilkan sukacita yang luar biasa bagi umat-Nya. Allah pun kelak akan mendengar nyanyian-nyanyian dari bangsa Israel yang Allah bebaskan.

Luapan sukacita bangsa Israel tidak hanya keluar dalam bentuk kata-kata, tetapi Tuhan menginginkan kata-kata yang dialunkan.

Ternyata bukan hanya manusia yang menyukai nyanyian dan musik, melainkan juga Allah.
Melalui musik dan nyanyian kita bisa merasakan hubungan yang intim dengan Allah.

Karena musik dan nyanyian mengemas kata-kata dalam suatu penyampaian yang ekspresif.
Musik dan nyanyian meretas jarak antara Allah dan manusia.

Ada rasa aman dan nyaman yang khusus dan kusyuk, ketika berbicara dengan Allah melalui nyanyian.

Kita mungkin bukan orang yang bisa bermain musik atau membuat lagu dan menyanyi, tetapi kita memiliki hati yang dapat bersenandung bagi Allah. Entah itu dalam sukacita, ataupun dalam pergumulan berat sekalipun. Mari kita muliakan Allah dengan nyanyian.

----------------------------------------------
Saudara & sobatku yg kekasih
Bernyanyi sendirian atau dalam persekutuan, itu semua membuat kita semakin dekat dengan Allah. Selamat memuji Tuhan.
========================

"Pujilah Tuhan, hai jiwaku ! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku !".

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved