Tips
Tips Main Lato-lato, Sebaiknya Simak Info Ini Sebelum Bermain, Harus Hati-hati
Sebelum mulai main Lato-lato, pastikan tidak terlalu dekat dengan wajah untuk menghindari benturan atau serpihan plastik yang mungkin pecah.
FDA mengatakan bola plastik terkadang pecah menjadi pecahan tajam.
Dua anak telah menerima luka di dekat mata dari pecahan yang beterbangan, dan luka serupa diderita oleh dua orang dewasa, kata juru bicara badan tersebut.
Mainan itu terdiri dari dua bola plastik keras, sedikit lebih kecil dari bola tenis, dihubungkan dengan tali dua kaki dengan cincin jari di tengahnya.
Pengguna menyelipkan cincin dan menggoyangkan jarinya ke atas dan ke bawah.
Bola berayun seperti pendulum dan berdenting bersamaan, akhirnya berderak pada ayunan ke atas dan lagi pada ayunan ke bawah.
Komisi Keamanan Produk Konsumen Amerika Serikat mengumumkan bahwa pada tanggal 6 Desember 1985, Kantor Marsekal Amerika Serikat di Phoenix, Arizona menyita hampir 4.600 mainan clacker ball yang dilarang.
Terlepas dari klaim pada paket bahwa clackers tidak mudah pecah, ketika Komisi Keamanan Produk Konsumen menguji mainan ini, bolanya pecah atau retak.
Selain itu, banyak pegangan yang patah.
Konsumen yang memiliki clackers harus segera membuangnya.
Meski demikian, menurut Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Drs. Koentjoro, M.BSc., Ph.D., Psikolog., permainan lato-lato yang kembali tenar itu memiliki segi positif.
Salah satunya adalah mengurangi ketergantungan anak untuk bermain gawai.
“Segi positifnya ketergantungan anak pada handphone (HP) jadi berkurang. Dulunya waktu untuk main HP sekarang ke lato-lato,” jelasnya saat dihubungi, Selasa (10/1/2023).
Tak hanya itu, Koentjoro menjelaskan melalui permainan lato-lato anak-anak dapat melatih konsentrasi, ketangkasan fisik, kepercayaan diri, sosialisasi, dan lainnya.
“Lato-lato ini bisa menjadi sarana anak berolahraga, belajar konsentrasi secara murah,” tuturnya.
Namun, dia mengatakan, orang tua tetap perlu hadir saat anak bermain lato-lato meski permainan itu tidak terlihat mudah melukai.
Menurutnya, peran orang tua menjadi krusial untuk memberikan pemahaman atau mengedukasi anak-anak terkait cara, aturan, hingga bahaya dari setiap permainan yang dimainkan termasuk lato-lato.
“Peran orang tua harus ada, bermain dengan aman harus diajarkan kepada anak. Aturan kapan main juga dijelaskan seperti saat memakai HP, agar tidak mengganggu lingkungan,” ucapnya.
Guru Besar Fakultas Psikologi UGM ini menambahkan, sekolah juga bisa memberikan pengertian pada siswanya akan aturan dan cara bermain lato-lato yang aman dan tidak mengganggu lingkungan.
Dikatakan dia, sekolah justru bisa menjadi fasilitator bagi anak dalam menyalurkan hobi bermain lato-lato.
Misalnya dengan menyelenggarakan lomba lato-lato yang tidak hanya sebagai sarana menampung hobi anak, tetapi juga mengajarkan bagaimana bermain secara jujur dan sportif.
“Sekolah mengingatkan. Bukan hanya sekedar melarang karena berbahaya atau membiarkan saja, namun anak-anak diingatkan bahaya lato-lato bagi diri sendiri dan orang lain serta kapan bisa bermain biar peka terhadap lingkungan,” tukasnya. (TribunJogja.com)
Baca Berita Lainnya di: Google News
Berita Terbaru Tribun Manado: KLIK INI
5 Tips Menjaga Tubuh Tetap Proporsional di Usia 30-an |
![]() |
---|
Sering Gunakan Earphone TWS? Berikut 7 Langkah Membersihkannya |
![]() |
---|
Begini Cara Menyambungkan HP ke TV, Nonton dan Main Game Tambah Seru |
![]() |
---|
Cuaca Ekstrem Diprediksi Masih Berlanjut, PLN Berikan Tips Terhindar dari Bahaya Kelistrikan |
![]() |
---|
Tampil Keren di Kantor ? Ikuti Tips Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.