Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sulawesi Utara

NasDem Sulut Tolak Pemilu Sistem Proporsional Tertutup, Victor Mailangkay: Mungkin Nanti 2029

Partai Nasional Demokrat (Nasdem) sejauh ini menolak wacana tersebut, termasuk DPW Partai NasDem Sulawesi Utara (Sulut).

Penulis: Ryo_Noor | Editor: Rizali Posumah
IST
NasDem Sulut Tolak Pemilu Sistem Proporsional Tertutup, Victor Mailangkay: Mungkin Nanti 2029 

Pakar Pemilu Nasional, Ferry Daud Liando menilai, sistem proporsional tertutup ini akan efektif jika semua peserta pemilu dalam hal ini Parpol memiliki kelembagaan politik yang kuat.

"Indikatornya adalah mapan secara ekonomi, tidak konflik dan seleksi calon dilakukan secara terbuka dan transparan," kata Akademisi Universitas Sam Ratulangi ini.

Lanjut dia, namun jika kelembagaan parpol masih sangat lemah maka sistem proporsional tertutup akan lebih jahat ketimbang proporsional terbuka

"Proporsional tertutup berpotensi hanya menjadikan pemilu itu sebagai industri politik ketimbang politik kesejahteraan," ujarnya. 

Ia berpendapat, Parpol berpotensi akan memperjualbelikan nomor urut calon, serta memperjualbelikan kursi DPR/DPRD kepada pemilik modal. 

Hal ini memungkinkan terjadi karena UU Pemilu tidak mengatur harus berapa lama seseorang harus menjadi anggota parpol sebagai syarat menjadi calon DPR/DPRD. 

"Kekosongan norma ini menyebabkan siapa saja boleh dicalonkan parpol meski yang bersangkutan bukan anggota resmi parpol," bebernya.

Syarat menjadi Caleg itu menurutnya harus punya KTA Parpol, maka KTA itu kerap diperjualbelikan. 

"Namun demikian saya memaklumi jika KPU mengusulkan wacana proporsional tertutup. Sebab secara teknis proporsional tertutup memudahkan KPU dalam menyiapkan logistik terutama surat suara," katanya.

Ia menyampaikan, selama ini banyak surat suara yang rusak karena pemilih kesulitan membuka, mencoblos, melipat dan memasukannya ke kotak suara. 

Surat suara yang mencantumkan nama-nama calon dalam surat suara menyebabkan ukuranya sangat panjang dan lebar. "Tentu ini sulit," katanya.

Dalam hal kompetisi, lanjut dia sistem proporsional terbuka kerap memicu money politik dan konflik internal parpol.

"Masing-masing anggota dalam satu parpol yang sama saling bersaing satu sama lain bahkan ada yang saling melaporkan," ujarnya. 

Namun demikian yang jadi persoalan dalam sistem pemilu bukan soal sistem apakah proporsional terbuka atau tertutup. 

"Tapi persoalannya adalah buruknya parpol dalam proses rekrutmen, kaderisasi, dan seleksi calon. Jika parpolnya ketat dalam proses seleksi maka apapun sistem yang dipilih tetap akan efektif," katanya. (ryo)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved