Sulawesi Utara
Sosok Alpin Lumare dan Inry Sasoeng Pendamping Desa di Miangas Sulawesi Utara, Hadapi Tantangan
Ini sudah tahun kelima bagi Alpin Lumare (36) sebagai Pendamping Desa di Kecamatan Miangas.
Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
TRIBUNMANADO.CO.ID- Sudah masuk tahun ke lima Alpin Lumare (36) bertugas sebagai Pendamping Desa di Kecamatan Miangas.
banyak pengalaman yang dia dapatkan selama menjalani tugas.
Miangas adalah kecamatan yang masih merupakan bagian dari Kabupaten Kepulauan Talaud.
Baca juga: Suka Duka Pendamping Desa di Pulau Miangas Talaud Sulawesi Utara, Bertaruh Nyawa di Laut Sudah Biasa
Miangas adalah pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan negara Filipina.
Untuk menuju ke sana hanya bisa ditempuh menggunakan pesawat atau kapal laut.
Ia pun menceritakan susah senangnya Menjadi Pendamping Desa di daerah berstatus 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) seperti Kepulauan Talaud.
Sangat membutuhkan tenaga dan mental ekstra pastinya.
Baca juga: Perbatasan Miangas Sulawesi Utara Resmi Buka Peluang Bisnis dengan Filipina, Ini yang Dikecualikan
Kapasitas pengetahuan dan keberanian saja tidak cukup. Itulah yang dirasakan para Pendamping Desa di daerah yang berbatasan dengan Negara Filipina itu.
Ini sudah tahun kelima bagi Alpin Lumare (36) sebagai Pendamping Desa di Kecamatan Miangas.
Miangas, pulau paling utara di Indonesia. Butuh waktu dua malam satu hari dari Lirung, tempat tinggal Alpin untuk sampai di Miangas.
"Jadi kalau berangkat pagi ini, lusa pagi baru sampai," kata Alpin, salah satu peserta Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pendamping Desa yang digagas Kementerian Desa PDTT, Rabu (07/12/2022).
Baca juga: Lakukan Penelitian di Miangas, Harsen Tampomuri Temukan Hanya 1 Guru Untuk Satu Sekolah
Katanya, tantangan utama Pendamping Desa di Talaud, khususnya Miangas ialah minimnya fasilitas transportasi dan jaringan internet.
"Sekarang serba digital, tapi di Miangas kita tidak bisa berbuat banyak. Karena itu semuanya dilakukan di Melonguane yang internetnya lumayan bagus," kata ibu dua anak ini di Sutanraja Hotel Minahasa Utara.
Untuk ke Melonguane harus menunggu jadwal kapal. Kadang juga tak bisa berangkat karena cuaca buruk tak bersahabat.
Jika mau cepat, bisa sewa speedboat ke Melonguane. Biayanya membuat kita mengerinyitkan dahi.