Memilih Damai
Ray Rangkuti: Tokoh Pemimpin Luar Jawa Perlu Didorong Maju Pilpres 2024
Tokoh-tokoh pemimpin di luar Pulau Jawa, khususnya asal Sumatera, harus didorong untuk maju dalam kancah Pilpres 2024.
Kalau ditanyakan ke sistem tidak ada lagi masalahnya nanti itu, justru kalau ditarik lagi ke pemilihan presiden dipilih MPR itu masalah lagi.
Karena oligarkinya makin kuat dan penguasa di oligarki itu adalah sekelompok orang yang memang memiliki kekuasaan akses selalu kepada partai kekuasaan," ucapnya.
Meski demikian, Ray mengaku bahwa mengajukan capres bukanlah hal yang main-main.
"Contohnya jika Ketum PDIP Megawati misalkan memaksakan mendorong Puan Maharani tapi nyatanya elektabilitasnya hanya 2-3 persen dan jika didorong hal itu tidak akan laku," tutur Ray.
Dijelaskan Ray, pemilihan langsung saat ini membuat semua orang punya kesempatan untuk berkompetisi, untuk masuk ke dalam yang atau rekam jejak yang memungkinkan kandidat dilihat di pasar Pemilu.
Terlebih, sebut dia, ada orang yang ingin memilih orang lain berdasarkan kedekatan, bukan sekadar uang semata.
"Meskipun tetap mengambil uang itu nanti, tapi pilihannya siapa yang tahu.
Sehingga orang itu harus kampanye dengan prestasinya selama ini.
Kandidat yang ada saat ini menjual prestasi yang telah mereka lakukan saat menjabat, tidak ada calon pemimpin yang tiba-tiba muncul dan itu sudah habis sejak 2024 mendatang," paparnya.
Diungkapkan Ray, jika nantinya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara resmi pindah ke Kalimantan, maka Jakarta bukan lagi pusat untuk presiden-presiden selanjutnya, seperti Joko Widodo yang awalnya Gubernur DKI Jakarta.
"Dengan berpindahnya pusat pemerintah dari Jakarta ke Kalimantan, jelas hal itu nanti merubah pusat, dan besar dugaan saya Gubernur Jawa Barat dan Jawa Tengah akan dilirik masyarakat, karena pemilihnya banyak, tetapi luar Jawa juga memiliki kesempatan.
"Sehingga siapa yang sukses di sana maka punya kesempatan memimpin Indonesia.
Namun, lagi-lagi, siapkah kita berkompetisi dengan sebaik mungkin dalam sistem yang terbuka ini, yang liberal ini sebelum dikunci oleh para oligarki," bebernya.
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang Profesor M Sirozi mengungkapkan, Pemilu 2024 didominasi oleh generasi Z dan generasi milenial yang dibesarkan pada era digital.
Menurutnya, pemilih pemula memiliki satu karakter dan selera politik berbeda. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk melihat secara kuantitatif.