Memilih Damai
Ray Rangkuti: Tokoh Pemimpin Luar Jawa Perlu Didorong Maju Pilpres 2024
Tokoh-tokoh pemimpin di luar Pulau Jawa, khususnya asal Sumatera, harus didorong untuk maju dalam kancah Pilpres 2024.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ray Rangkuti mengatakan sistem politik di Indonesia adalah sistem terbuka.
Untuk itu, kata dia, tokoh pemimpin di luar Jawa harus didorong maju dalam kancah Pilpres 2024.
Ray Rangkuti, Founder Lingkar Madani Indonesia (Lima), mengatakan hal tersebut saat menghadiri Talkshow Series "Memilih, Damai" bertema "Membaca Suara dari Daerah: Sumatera".
Selama ini, dominasi berada di Pulau Jawa.
Baca juga: Beda Dengan Orde Baru, Dosen UI Sebut Politik Indonesia Semakin Terbuka, Jokowi Jadi Contoh
Baca juga: Ganjar Pranowo Disebut Sebagai Calon Presiden yang Benar-benar Jawa, Menurut Ray Rangkuti

Tokoh-tokoh pemimpin di luar Pulau Jawa, khususnya asal Sumatera, harus didorong untuk maju dalam kancah Pilpres 2024.
Menurut Ray, nama-nama kandidat seperti Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, Erick Thohir hingga Puan Maharani bisa disebut bukan tokoh yang betul-betul dari Jawa.
"Pemimpin-pemimpin dari Sumatera ada tidak dari delapan provinsi yang ada sekarang layak kita dorong sebagai calon presiden atau wakil presiden yang memiliki prestasi dan diperbincangkan di tingkat nasional dari Aceh hingga Lampung?" ujar Ray Rangkuti saat menghadiri Talkshow Series "Memilih, Damai", Senin (21/11/2022).
Ray Rangkuti mengatakan, sistem politik atau pemilihan umum (pemilu) di Indonesia adalah sistem terbuka.
Dengan begitu, sistem tersebut tidak bertendensi untuk memenangkan calon presiden (capres) tertentu yang harus berasal dari Pulau Jawa.
Menurutnya, semua tokoh atau pejabat negara yang ada di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk memimpin Indonesia melalui proses demokrasi, dalam hal ini Pemilu.
"Sistem politik kita terbuka, makanya sekarang ini kita tidak berbicara lagi soal apa namanya pusat-pusat kepemimpinan, berbicara lagi soal penguasaan segelintir orang, karena sistem demokrasi kita itu ya ada orang menyebut terlalu liberal, malah, dan seterusnya," kata Ray.
Menurut Ray, sejauh mana persaingan ini betul-betul melahirkan kompetisi berkualitas, maka harus ada calon pemimpin luar Pulau Jawa yang memang layak bersaing di kancah nasional, salah satunya Pemilihan Presiden (Pilpres).
Diterangkan Ray, Ganjar Pranowo merupakan satu-satunya nama yang secara geografis dan etnis berasal dari Jawa saat ini.
Sedangkan kandidat lain seperti Anies Baswedan, Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, Erick Thohir hingga Puan Maharani bisa disebut bukan betul-betul dari Jawa.
"Jadi kalau 10 nama besar presiden itu saya kira 70 persennya bukan dalam artian geografi dan etnik orang Jawa, tapi luar Jawa.