Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Dua Hal Ini yang Buat Bharada E Terpaksa Tembak Brigadir J, Pangkat Seperti Langit dan Bumi

Bahkan Eliezer menyebut rentang pangkatnya dengan Ferdy Sambo yang merupakan jenderal bintang dua itu bagaikan langit dan bumi.

Editor: Alpen Martinus
Kolase TribunManado/ Kompas.com/ Capture Kompas TV
Baru Terungkap Alasan Bharada E Kembali Minta Maaf, Tenyata Sempat 'Dimimpiin' 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Bharada E terpaksa harus menarik pelatuk pistol dan mengarahkannya ke tubuh Brigadir J.

Sesuai dengan petujuk dari sang pimpinan Irjen Ferdy Sambo, mesti sebenarnya bertentangan dengan hati nuraninya.

Ia sempat mengulur waktu, namun peristiwa keji tersebut terpaksa terjadi.

Baca juga: Bharada E Bersaksi, Singgung Terkait Peran Putri Chandrawathi dalam Kasus Pembunuhan Brigadir J


Terdakwa Bharada Richard Eliezer atau Bharada E berbincang dengan penasihat hukumnya saat menghadiri sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (7/11/2022). | Dalam persidangan hari ini, Rabu (30/11/2022), Bharada Richard Eliezer mengungkapkan alasan mengapa dirinya tidak berani menolak perintah Ferdy Sambo. (WARTA KOTA/YULIANTO)

Bharada E seperti kehilangan kekuatan sebagai manusia, lantaran harus mengikuti keinginan keji dari Ferdy Sambo.

Ia pun kini tetap harus menghadapi sidang pengadilan dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Sang pimpinan pun kini duduk di kursi pesakitan, tak bisa berbuat untuk anak buah yang rela berbuat apa saja untuk memenuhi permintaan sang pimpinan.

Sebab ia baru memiliki pangkat terendah dalam kepolisian, sedangkan Ferdy Sambo sudah memiliki pangkat dua bintang.

Baca juga: Bharada E Ziarah ke Makam Brigadir J Hoaks, Richard Eliezer Masih Terdakwa dan Belum Divonis Bebas

Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu mengungkapkan alasannya mengapa tak berani menolak perintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.

Hal tersebut diungkapkan Richard Eliezer atau Bharada E dalam sidang kasus pembunuhan berencana Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada hari ini, Rabu (30/11/2022).

Awalnya Eliezer mengaku merasa berdosa dan bersalah atas penembakan yang ia lakukan hingga menyebabkan Brigadir J meninggal dunia.

Eliezer merasa bersalah karena telah mengikuti perintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J dan tidak berani menolaknya.

Baca juga: Pantas Ronny Talapessy Mau Dampingi Bharada E Meski tak Dibayar, Terungkap Penyebabnya

Pengacara Bharada E, Ronny Talapessy membeberkan sejumlah pengakuan terbaru kliennya.
Pengacara Bharada E, Ronny Talapessy membeberkan sejumlah pengakuan terbaru kliennya. (KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

"Saya merasa berdosa , saya merasa bersalah. Karena saya mengikuti apa yang diperintahkan beliau (Ferdy Sambo). Saya tidak berani menolaknya," kata Eliezer dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Rabu (30/11/2022).

Kepada majelis hakim Eliezer mengungkapkan, ia takut karena pada saat itu Ferdy Sambo adalah petinggi Polri yang menjabat sebagai Kadiv Propam Polri.

Sementara dirinya hanyalah seorang Bharada yang memiliki pangkat terendah di Institusi Polri.

"Izin Yang Mulia, ini Jenderal Bintang dua, menjabat sebagai Kadiv Propam, Yang Mulia, dan posisi saya saat itu dan sampai saat ini saya masih aktif, saya Bharada, pangkat terendah, Tamtama," ungkap Eliezer.

Lebih lanjut Eliezer menuturkan, dari pangkat Ferdy Sambo dan pangkatnya, sudah jelas terlihat seberapa jauh rentang pangkat antara dirinya dan atasannya itu.

Bahkan Eliezer menyebut rentang pangkatnya dengan Ferdy Sambo yang merupakan jenderal bintang dua itu bagaikan langit dan bumi.

"Dari kepangkatan itu bisa kita lihat rentang kepangkatan itu seperti langit dan bumi. Jangankan Jenderal yang perintahkan, sesama Bharada, sesama Tamtama yang beda satu pangkat sama saya, apa yang dia mau, suruh."

"Saya disuruh jungkir ya saya jungkir. Misalnya suruh push up atau apa, pasti saya lakukan. Apalagi ini seorang jenderal," terangnya.

Eliezer menambahkan, alasan lainnya tak bisa menolak perintah menembak Brigadir J karena merasa takut pada Ferdy Sambo.

Karena menurutnya jika ia menolak untuk menembak Brigadir J, maka ia yang nantinya akan bernasib seperti Brigadir J.

"Kedua karena saya merasa takut sama FS. Saya pada saat dia kasih tahu saya di Saguling, pikiran saya itu sama kaya almarhum juga," jelasnya.

Eliezer Sebut Putri Duduk di Samping Ferdy Sambo Saat Skenario Pembunuhan Brigadir J Disusun

Diberitakan sebelumnya, Ferdy Sambo (FS), terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, disebut sempat mengumpulkan para ajudan di lantai atas Rumah Saguling.

Hal itu diungkapkan mantan ajudan Ferdy Sambo, Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E, dalam kesaksiannya di persidangan pada Rabu (30/11/2022).

Awalnya, Bripka Ricky Rizal menyampaikan bahwa Eliezer dipanggil Ferdy Sambo pada hari pembunuhan Brigadir J, Jumat 8 Juli 2022.

Eliezer pun bergegas menuju lantai atas di rumah Saguling.

Begitu tiba di lantai atas, dia melihat Ferdy Sambo menangis di ruang keluarga.

Majelis Hakim pun bertanya siapa saja yang saat itu berada di sana.

Lantas Eliezer menjawab hanya dirinya dan Ferdy Sambo.

"Saat saya datang, ada Pak FS saja," katanya di dalam persidangan.

Kemudian Eliezer diperintahkan untuk duduk di sofa.

Setelah duduk di sofa, Ferdy Sambo mulai bertanya terkait peristiwa yang terjadi di Magelang.

Tak lama kemudian, Putri Candrawathi menghampiri dan duduk di samping suaminya Ferdy Sambo.

"Kemudian, baru dia (Ferdy Sambo) bilang Yosua sudah melecehkan ibu di Magelang. Dengar itu, saya kaget, takut karena posisi kami ajudan di Magelang," katanya.

Disebut Eliezer bahwa pada saat itu Putri dan Sambo sempat berbincang berdua dengan volume suara rendah.

Namun, dia mendengar bahwa Putri berbicara mengenai CCTV dan sarung tangan.

"Tidak jelas, Yang Mulia. Tapi saya ada dengar CCTV dan sarung tangan," kata Eliezer.

Kemudian dengan seksama, Eliezer pun memperhatikan cerita Ferdy Sambo soal pelecehan seksual terhadap Putri pada saat itu.

Meski demikian, di dalam hatinya tersimpan tanda tanya terkait cerita tersebut.

"Dalam hati saya, ini betul kah?" kata Eliezer.

Kemudian Ferdy Sambo terlihat marah sembari mengeluarkan kata-kata bahwa martabat keluarganya telah dinodai.

"Kemudian dia bilang, kurang ajar, dia (Brigadir J) menghina harkat dan martabat keluarga saya.' Dia emosi, nangis," ujarnya.

Sembari menangis, Ferdy Sambo pun mengucapkan kekesalan dan kemarahannya kepada Brigadir J.

"Dia (Ferdy Sambo) bilang memang harus dikasih mati anak itu," ujarnya.

Eliezer pun terdiam karena ketakutan.

Ditambah, saaat itu Ferdy Sambo menyuruhnya untuk membunuh Brigadir J.

"Dia bilang, nanti kau tembak Yosua, nanti saya jaga kamu," katanya.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Ashri Fadilla)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved