Piala Dunia 2022
Qatar Bangun Sebuah Kota Demi Final Piala Dunia 2022, Gelontorkan Uang Rp 705 Triliun
Kota ini terkenal dengan banyak konstruksinya, termasuk gedung pencakar langit berbentuk bulan sabit, yang dirancang menyerupai pedang melengkung.
Qatar telah merencanakan untuk membangun kota Lusail sejak tahun 2005.
Namun proyek tersebut baru benar-benar dimulai setelah negara Teluk tersebut memenangkan hak menjadi tuan rumah Piala Dunia lima tahun kemudian tahun 2010.
Qatar adalah salah satu negara dengan cadangan gas terbesar di dunia.
Gas membantu Qatar menghasilkan keuntungan besar.
Hasil dari penjualan gas dimasukkan ke dalam dana kekayaan negara oleh keluarga kerajaan Qatar.
Pada tahun 2022, jumlah dana ini telah mencapai 450 miliar dollar As.
Menurut Bloomberg, 45 miliar dollar AS (Rp705 T) diambil dari keluarga kerajaan Qatar untuk membangun kota Lusail yang merupakan proyek terbesar untuk Piala Dunia.
Kota ini dirancang agar modern dan ramah pejalan kaki, serta dihubungkan oleh sistem metro dan rel baru Doha.
Fahad Al Jahamri, manajer proyek di Qatari Diar, sebuah perusahaan real estate di kota tersebut, mengatakan Lusail adalah "perpanjangan dari Doha".
Menurut pejabat Qatar, kota Lusail menjadi visi jangka panjang di mana Qatar ingin meningkatkan pendapatan negara dari tenaga kerjanya yang sangat terampil.
Pekerja kantoran, yang bekerja di sektor teknologi disambut baik di Lusail dalam jangka panjang.
Namun Qatar membutuhkan waktu untuk mengisi kota berkapasitas 400.000 orang tersebut, karena Qatar memiliki populasi yang sedikit.
Negara ini sebenarnya hanya memiliki 300.000 warga negara Qatar dan 2,6 juta lainnya adalah penduduk tetap.
Segmen imigran ini tidak punya uang untuk membeli vila dan apartemen mahal di Lusail.
Menurut pantauan reporter AP, selama periode Piala Dunia, Lusail masih relatif lebih sepi dibanding Doha.