Digital Activity
Lakukan Penelitian di Miangas, Harsen Tampomuri Temukan Hanya 1 Guru Untuk Satu Sekolah
Ada pembahasan menarik saat management Tribun Manado menghadirkan Prodcast yang membahas tentang perbatasan antara Indonesia dan Filipina
Penulis: Nielton Durado | Editor: Chintya Rantung
Anak-anak disana juga kualitas pendidikannya sangat jauh jika dibandingkan dengan Manado.
Jangankan dengan Manado, dengan Ibukota Kabupaten Talaud saja yakni Melonguane itu masih jauh.
Anak-anak SD kelas VI di Miangas masih belajar menggambar, bisa kita bayangkan betapa tertinggalnya mereka.
Maka dari itu program Nawacita pak Jokowi yang katanya membangun dari perbatasan harus lebih diperhatikan lagi.
*Host : menurut pak Harsen sendiri bagaimana cara menyikapi berbagai kekurangan yang ada di Miangas ini?
*Harsen : nah ini sangat penting pak. Karena sebenarnya perhatian pemerintah bisa dikatakan sudah cukup baik.
Tinggal bagaimana kita melihat Policy Making prosesnya.
Jadi ketika kita buat kebijakan ini, misalnya membangun sesuatu, maka harus dikawal sampai detailnya.
Misalnya siapa yang akan tempati? Maintenancenya seperti apa? Jangkauannya seperti apa?
Sama halnya dengan masalah pendidikan maupun kesehatan yang ada di Miangas.
Cara menyelesaikan ini sebenarnya adalah penerimaan PNS atau tenaga kesehatan.
Pemerintah harus menyiapkan kuota tenaga pendidikan maupun kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Miangas.
Ketika para PNS ini ditempatkan di Miangas, maka mereka tidak boleh diizinkan pindah darisana dalam waktu yang cukup lama.
Karena kebanyakan yang kami temui, banyak kuota PNS dihadirkan di Miangas tapi ketika mereka jadi PNS malah minta pindah.
Maka dari itu Pemerintah harus tegas dalam hal ini.