Kuliner Manado
Rumah Makan Murah Menjamur di Manado, Seporsi Nasi Ayam dengan Sup Brenebon dan Minuman Rp 15 Ribu
Rumah Makan Murah Menjamur di Manado, Seporsi Nasi Ayam dengan Sup Brenebon dan Minuman Rp 15 Ribu.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Manado, Sulawesi Utara, adalah surga kuliner.
Bukan hanya karena makanan yang rada - rada unik.
Tapi juga harganya yang super murah.
Ya di Manado muncul rumah makan murah ambil sepuasnya.
Bayangkan saja seporsi ayam, nasi, sayur, sup brenebon dan minuman hanya seharga Rp 15 ribu.
Murah tapi bukan murahan. Makanan yang ditawarkan lezat, tak kalah dengan rasa rumah makan kelas menengah di Manado.
Rumah makan murah ambil sepuasnya terdapat di sejumlah tempat di Manado.
Di jalan Maesa Ranomuut, lorong samping Gramedia serta di jalan Pingkan Matindas.
Di jalan Maesa Ranomuut, ada beberapa rumah makan hingga terbentuk kompleks kuliner makan sepuasnya ambil sendiri.
Salah satu yang paling ramai adalah rumah makan Fayo.
Tribun manado memasuki rumah makan itu Selasa (1/11/2022) siang.
Tempat itu tak pernah kosong. Apalagi di waktu makan siang.
Setiap beranjak satu pengunjung, datang satu penggantinya dan begitu seterusnya.
Bentuk transaksinya adalah bayar lebih dulu, Rp 15 ribu.
Kemudian tamu diberi piring lalu ambil sendiri nasi, ikan, sayur dan sup brenebon. Minuman ada beberapa macam.
Ada teh, air putih dan nutri sari.
Menu yang dijual beragam. Ada ayam goreng, makanan Minahasa serta ikan laut. Rini dari rumah makan Fayo mengatakan, rumah makan itu punya konsep bahwa makan enak tak harus mahal.
"Dan makan di rumah makan layaknya di rumah sendiri," katanya.
Rini mengaku rumah makan itu punya modal cukup tinggi, mencapai jutaan perhari. Untung diperoleh dari cepatnya putaran uang.
Lorong samping Gramedia, Jalan Samrat, sejak lama dikenal sebagai kampung makanan murah di Manado.
Makanan di sana benar benar banting harga. Harga nasi dan ikan berkisar Rp 9.000 hingga 12 ribu.
Murah bukan berarti murahan. Makanannya sama dengan yang dijual mahal di tempat makan lain.
Bahkan ada menu istimewa seperti ikan suntung yang dijual dengan harga miring.
Tribunmanado.co.id mengunjungi lokasi itu beberapa waktu lalu.
Lorong tersebut ramai. Warga memadati rumah makan di sepanjang lorong itu.
Rumah makan adalah rumah warga yang dijadikan kios makanan.
Salah satu kios milik Ebi. Kios Ebi menjual aneka menu. Ada ikan laut, suntung, sayuran serta perkedel.
Nasi yang disajikan cukup banyak berikut lauknya
Untuk nasi dengan tahu dan tempe dijual Rp 9.000. Sedang nasi dan lauk dihargai Rp 12 ribu.
"Dulunya 10 ribu tapi pasca Covid dinaikkan," kata Ebi.
Ebi menuturkan, kampung kuliner murah itu eksis sejak tahun 2000 an.
"Saat itu ada satu dua rumah yang jual makanan murah, kemudian beberapa rumah mengikuti hingga banyak sekali rumah yang jual makanan," katanya.
Disebutnya ada ciri rumah makan di sana yang dipertahankan hingga kini. Yakni kesamarataan harga.
"Harganya sama, kalau naik ya sama sama naik," katanya.
Ungkap dia, para pengunjung di rumah makannya kebanyakan pekerja swasta.
Ada pula ASN yang langganan disana.
Dia bercerita, kampung kuliner itu sempat goyah kala Covid 19 lalu.
Berbagai pembatasan membuat banyak rumah makan yang tutup.
"Sekarang tinggal tujuh, kalau dahulu ada belasan," katanya.
Apakah tak rugi jual murah makanan?. Ebi memakai filosofi Cina.
"Yang penting uang berputar cepat, kalau kami naikkan harga pasti orang akan lari karena branding rumah makan ini murah sudah terpatri di benak warga Manado, khususnya di perkotaan," katanya.
Dirinya optimistis kampung itu dapat terus bertahan di tengah gempuran usaha kuliner di Manado.
Fero salah satu warga mengaku tiap hari makan di sana.
"Saya dan teman teman selalu makan di sini," katanya.
Menurutnya, makan di sana sangat istimewa. Menunya lengkap tapi harga ramah kantong. (Art)
• Soal Mafia BBM, Kapolda Sulawesi Utara: Saya Tidak Lagi Lakukan Pencegahan Tapi Penindakan
• Kesaksian Pengunjung yang Selamat Tragedi Halloween di Itaewon: Saya Lihat orang-orang Membawa Mayat
• 155 Orang Meninggal, Ini Penyebab Tragedi di Itaewon Korea Selatan, Presiden Jokowi Sangat Berduka