Manado
Tempat Makan Murah di Manado, Nasi dan Lauk Cuma Rp 9 Ribu
Tempat makan murah di Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara. Harga makanan murah. Hanya Rp 9000 sudah dapat nasi dan lauk.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Handhika Dawangi
TRIBUNMANADO.CO.ID - Alamat lengkap tempat makan murah di Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara.
Harga makanan murah. Hanya Rp 9000 sudah dapat nasi dan lauk.
Berikut lokasi tempat makan murah di Manado.
Tepatnya berada di Lorong samping Toko Buku Gramedia, Jalan Samr Ratulangi Manado.
Baca juga: Wisata Manado: Intip Kampung Kuliner Murah di Manado Sulawesi Utara, Jual Nasi dan Lauk Rp 9 ribu
Sudah Sejak Lama Jual Makanan Harga Murah
Lorong samping Gramedia, Jalan Samrat, sejak lama dikenal sebagai kampung makanan murah di Manado.
Makanan disana benar benar banting harga. Harga nasi dan ikan berkisar 9000 hingga 12 ribu. Murah bukan berarti murahan.
Baca juga: Bacaan Doa Islam, Ketika Makan Lupa Membaca Doa, dengan Menyebut Nama Allah pada Awal dan Akhirnya
Makanannya sama dengan yang dijual mahal di tempat makan lain.
Bahkan ada menu istimewa seperti ikan suntung yang dijual dengan harga miring.
Tribunmanado.co.id mengunjungi lokasi itu Jumat (14/10/2022).
Lorong tersebut ramai.
Warga memadati rumah makan di sepanjang lorong itu. Rumah makan adalah rumah warga yang dijadikan kios makanan.
Salah satu kios milik Ebi.
Kios Ebi menjual aneka menu. Ada ikan laut, suntung, sayuran serta perkedel. Nasi yang disajikan cukup banyak berikut lauknya
Untuk nasi dengan tahu dan tempe dijual 9000. Sedang nasi dan lauk dihargai 12 ribu.
"Dulunya 10 ribu tapi pasca Covid dinaikkan," katanya. Ebi menuturkan, kampung kuliner murah itu eksis sejak tahun 2000 an.
"Saat itu ada satu dua rumah yang jual makanan murah, kemudian beberapa rumah mengikuti hingga banyak sekali rumah yang jual makanan," katanya.
Disebutnya ada ciri rumah makan di sana yang dipertahankan hingga kini. Yakni kesamarataan harga. "Harganya
sama, kalau naik ya sama sama naik," katanya.
Ungkap dia, para pengunjung di rumah makannya kebanyakan pekerja swasta.
Ada pula ASN yang langganan disana.
Dia bercerita, kampung kuliner itu sempat goyah kala Covid 19 lalu.
Berbagai pembatasan membuat banyak rumah makan yang tutup. "Sekarang tinggal tujuh, kalau dahulu ada belasan," katanya.
Apakah tak rugi jual murah makanan?. Ebi memakai filosofi Cina.
"Yang penting uang berputar cepat, kalau kami naikkan harga pasti orang akan lari karena branding rumah makan ini murah sudah terpatri di benak warga Manado, khususnya di perkotaan," katanya.
Dirinya optimistis kampung itu dapat terus bertahan di tengah gempuran usaha kuliner di Manado.
Fero salah satu warga mengaku tiap hari makan di sana.
"Saya dan teman teman selalu makan disini," katanya.
Menurutnya, makan disana sangat istimewa. Menunya lengkap tapi harga ramah kantong. (Art)