Mafia Solar di Sulut
Anggota DPRD Manado Lucky Datau Support Kapolda Sulut Tindak Mafia BBM
Anggota DPRD Kota Manado Sulawesi Utara Lucky Datau Support Kapolda Sulut Tindak Mafia BBM
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Dengan SPBU masih terpaut jarak ratusan meter.
Di depan mobilnya, masih ada puluhan mobil.
Mobilnya maju setapak demi setapak. Bergerak setiap 10 hingga 15 menit.
"Sudah hampir 7 bulan seperti ini," kata dia kepada tribunmanado.co.id Selasa (18/10/2022).
Migi mengaku setiap hari antre berjam jam. Paling cepat empat jam.
"Paling minimal empat jam," katanya.
Migi awalnya sangat kesal. Tapi lama kelamaan ia membiasakan diri.
"Saya sudah terbiasa," kata dia.
Mengisi waktu bete di mobil, Migi biasa main ponsel. Nonton berita online adalah kegemarannya.
Antrean lama tak hanya membikin sopir kesal. Tapi lebih dari itu menggerus pendapatan sopir. Migi mengaku pendapatannya berkurang jauh.
"Biasa sebulan dapat 5 juta, kini hanya 3 juta, karena waktu sudah terpotong, tak hanya saya rugi, tapi eignaar (pemilik) kendaraan ini juga merugi," katanya.
Ia meminta pemerintah agar mencari solusi dari masalah tersebut.
Dia bahkan tak keberatan jika BBM solar dinaikkan hingga 9000 per liter.
"Asalkan ada penambahan kuota dan mudah diperoleh," katanya.
Daniel supir lainnya mengatakan, antrean solar membuat sopir dirugikan lahir dan batin. Ia mengaku pendapatannya turun drastis.