Tomohon Sulawesi Utara
Angka Perceraian Tergolong Tinggi, Ketua FKUB Tomohon Sebut Gereja dan Pemerintah Harus Introspeksi
Data perceraian di Kota Tomohon menuai banyak komentar. Ketua FKUB Tomohon meminta gereja dan pemerintah introspeksi atas tingginya kasus perceraian.
Penulis: Hesly Marentek | Editor: Isvara Savitri
TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON - Angka perceraian di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, tergolong tinggi.
Sebagaimana data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tomohon, tercatat sejak tahun 2020 hingga September 2022 ada 206 kasus perceraian.
Menariknya, jumlah kasus perceraian terus meningkat, yakni tahun 2020 ada 58 kasus dan 2021 76 kasus.
Kemudian sepanjang tahun 2022 periode Januari-September sudah ada 72 kasus.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Tomohon, Pdt Senduk GA Roeroe, menyebut hal ini memprihatinkan.
"Tanggapan saya memprihatinkan," katanya via pesan singkat WhatsApp, Kamis (27/10/2022).
Dia pun mengatakan ini harusnya menjadi bahan introspeksi bagi gereja dan pemerintah.
"Masukan saya, gereja dan pemerintah harus melakukan introspeksi, kajian, dan perubahan," tambah pendeta yang akrab disapa Azer ini.
Sebelumnya, Kepala Disdukcapil Tomohon, Albert Tulus, enggan memberikan keterangan terkait hal ini.
Beberapa kali dikonfirmasi baik via pesan singkat atau panggilan WhatsApp, Rabu (26/10/2022) dan Kamis (27/10/2022), pejabat yang juga merangkap sebagai Plt Kepala BKPSDM Tomohon ini enggan merespon.
Baca juga: 14 Drakor dengan Rating Terbaru di Minggu Keempat Oktober 2022, Ada The Queens Umbrella Hingga Blind
Baca juga: Kepala Kantor Kemenag Tomohon Jenny Sampouw: Semua Agama Tak Menghendaki Terjadinya Perceraian
Bahkan, saat dikunjungi langsung di Kantor Disdukcapil Tomohon, Rabu (26/10/2022), yang bersangkutan tak ada.
Kepala Kantor Kemenag Tomohon Jenny Sampouw: Semua Agama Tak Menghendaki Terjadinya Perceraian
Angka perceraian di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, tergolong tinggi.
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tomohon mencatat sejak tahun 2020 hingga September 2022 ada 206 kasus perceraian.
Menariknya, dari data tersebut tiap tahunnya terus menunjukkan peningkatan, yakni tahun 2020 ada 58 kasus, 2021 76 kasus.
