Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pulau Mantehage

Kisah Doni Yakob, 10 Tahun jadi Petani Rumput Laut di Pulau Mantehage Sulawesi Utara

Kisah Doni Yakob, 10 Tahun jadi Petani Rumput Laut di Pulau Mantehage Minut Sulawesi Utara.

Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rizali Posumah
tribunmanado.co.id/Rhendi Umar
Kisah Doni Yakob, 10 Tahun jadi Petani Rumput Laut di Pulau Mantehage Sulawesi Utara 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok Doni Yakob yang adalah Petani rumput laut di Pulau Mantehage, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.

Doni bersama istri telah menekuni usaha rumput laut selama 10 tahun di desa Mantehage. 

Saat diwawancarai Tribun Manado, Doni menjelaskan jika dia mendapatkan bibit rumput laut ini, biasa dibeli di pulau nain, kecamatan likupang, dan daerah arakan. 

"Kami ikat pakai tali, kemudian pakai batu dan ditanam dalam kedalaman 5 meter, dengan memakai batu hitam, jangkar atau cor," jelasnya. 

Menurutnya, proses pengolahan rumput laut hingga bisa dipanen diperlukan waktu 1 bulan.

"Tapi juga kami lihat soal alamnya. Kalau tidak bagus pasti rusak dan tidak ada obatnya," jelasnya. 

Doni menyebut jika sejauh ini hasil olahan rumput laut dia jual di Manado atau kepada warga desa mantehage yang sering menborong jualannya. 

"Untuk keuntungan dari rumput laut, kami tidak bisa kalkulasikan. Kalau kami jual kering biasa Rp 20.000 per kilo," jelasnya 

Dia pun berharap pemerintah menaikan harga rumput laut mengingat kondisi bahan bakar minyak yang sudah naik. 

"Kalau bisa menyesuaikan dengan harga sekarang, masalahnya minyak sudah naik, kalau boleh tambah lagi harganya," jelasnya.

Jalur Dermaga Pulau Mantehage Sulawesi Utara Butuh Diperpanjang

Jalur dermaga kapal ikut menjadi kebutuhan saat ini warga Pulau Mantehage, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.

Pasalnya, jalur dermaga saat sudah banyak roboh. 

Bahkan jika air surut, kapal hanya bisa berhenti dari jarak 200 meter dari desa. 

Elfianus Frans seorang kru kapal pun berharap agar jalur dermaga bisa diperpanjang. 

"Kalau boleh diperpanjang, karena kami sulit saat air surut, kapal kami kandas, terpaksa kami berusaha cari mengantar sampai ke dermaga," jelasnya. 

Menurutnya sejauh ini belum ada upaya lanjut dari pemerintah untuk berusaha membangun jalur dermaga ini. 

"Sejauh ini belum ada, kami berharap kebutuhan kami saat ini bisa diperhatikan pemerintah," jelasnya.

Krisis Listrik dan Air Bersih

Sayangnya, di daerah ini kebutuhan listrik dan air bersih sangat dibutuhkan. 

Selama bertahun-tahun masyarakat hanya di Desa Mantehage hanya bisa menikmati listrik selama 6 jam, mulai dari pukul 17.00 Wita hingga 01.00 Wita. 

Terlebih soal kebutuhan air bersih untuk diminum, warga mengaku harus mengambil dari kota Manado menggunakan kapal. 

Dari pantauan Tribun Manado di lokasi, rata-rata warga di setiap desa memiliki sumur, namun rasa air tersebut terasa asin. 

Alhasil, air dari sumur hanya digunakan untuk mencuci pakaian dan peralatan makan, mandi dan lainnya. 

Di desa tangkasi yang memiliki mesin pompa dan penyulingan air dari sumur, yang merupakan bantuan dari pemerintah, sayangnya mesin tersebut sekarang sudah tidak berfungsi. 

Hukum tua desa tangkasi Laurensi Tataung mengaku sangat merindukan hadirnya air bersih dan listrik 24 jam, mengingat profesi masyarakat rata-rata bekerja sebagai nelayan. 

"Biasanya hasil tangkapan ikan, mereka kan butuh es, tapi karena listrik cuma 6 jam ini menjadi kesulitan bagi kami,"jelasnya.

Dia pun berharap bantuan dari pemerintah dapat memperhatikan tersedianya energi listrik untuk membantu warga

"Kebutuhan ini yang kami rindukan sejak lama, berharap pemerintah bisa memberikan bantuan kepada kami," jelasnya. 

Diketahui pulau Mantehage atau Manterau merupakan salah satu pulau dari wilayah Kabupaten Minahasa Utara. 

Daerah ini merupakan salah satu pulau terluar di Provinsi Sulawesi Utara.

Dari Manado menuju Mantehage butuh perjalanan laut sekitar 1,5 jam menggunakan Sarana transportasi laut yaitu perahu motor dengan kapasitas penumpang mulai dari 20 sampai 40 orang penumpang melewati Pulau Bunaken dan Manado Tua. 

Pulau ini memiliki empat kampung/ Desa yaitu Tangkasi, Buhias, Tinongko dan Bango yang dikelilingi oleh mangrove atau pohon bakau serta daerah terumbu karang yang cukup luas. (Ren) 

Warga yang Buang Sampah di Manado Terancam Kurungan Penjara dan Denda Jutaan Rupiah

Acay Ungkap Siapa Saja di Rumah Ferdy Sambo Usai Brigadir J Tewas, Lihat Jasad Yosua Tergeletak

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved