Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

TRILOGI PEMBANGUNAN JEMAAT

MENJABARKAN TRILOGI PEMBANGUNAN JEMAAT – Yeremia 30:1-24 – Firman Tuhan dan Janji Pemulihan

Warga gereja dipanggil untuk bersekutu, bersaksi dan melayani di mana saja ia hidup dan berada.

Editor: Aswin_Lumintang
internet
Ilustrasi Renungan 

2. “Allah akan menyelamatkan mereka dari tempat jauh” (ayat 10). Tanah pembuangan dilihat sebagai tempat yang jauh. Kerajaan Israel dan Yehuda tidak memiliki kekuatan untuk memulangkan rakyat dan umat Tuhan. Tetapi dengan kekuatan Tuhan maka bangsa penjajah itu akan dihabiskan Tuhan dengan cara-Nya. Israel sebagai keturunan Yakub akan kembali hidup tenang, aman dengan tidak ada yang menakuti dan mengejutkan.

3. “Allah akan membuat semua lawan menjadi tawanan” (ayat 16, 23- 24). Saat bangsa itu ditawan, semua kepunyaan mereka dirampok dan dijarah, namun saat Tuhan memulihkan keadaan akan terbalik, di mana semua lawan menjadi tawanan, mereka yang menelan menjadi tertelan. Mereka yang menjarah akan dibuat Tuhan menjadi jarahan. Bahkan dalam ayat 23-24, “angin badai TUHAN, yakni kehangatan murka, telah keluar menyambar, – angin puting beliung – dan turun menimpa kepala orang-orang fasik. Murka TUHAN yang menyala-nyala itu tidak akan surut sampai Ia telah melaksanakan dan mewujudkan apa yang dirancang-Nya dalam hati-Nya;..”

4. “Aku akan mendatangkan kesembuhan bagimu, Aku akan mengobati luka-lukamu, demikianlah firman TUHAN,” (ayat 17) Allah akan mendatangkan kesembuhan. Luka-luka nyeri yang seperti tidak ada obatnya, akan disembuhkan Tuhan. Dia sendiri yang menjadi obatNya. Sakit seperti perempuan yang hendak melahirkan akan sembuh.

Semua tangisan akan berubah menjadi kesukaan. Saat Yehuda diserbu musuh, maka di kemah-kemah Yakub ada teriakan dan tangisan yang memilukan hati. Tetapi saat Tuhan memulihkan maka kemah-kemah itu akan tenang dan aman, demikian juga puri tempat tinggal yang rusak akan kembali seperti semula sebagaimana aslinya.

5. “Nyanyian syukur akan terdengar dari antara mereka, juga suara orang yang bersukaria. Aku akan membuat mereka banyak dan mereka tidak akan berkurang lagi; Aku akan membuat mereka dipermuliakan dan mereka tidak akan dihina lagi.” (ayat 19) Allah mengubahkan tangisan pilu menjadi nyanyian syukur.

Nyanyian syukur itu berisi tentang: umat sedikit itu kembali menjadi banyak dan tidak akan berkurang, dari keadaan umat dan bangsa yang terhina sekarang dipermuliakan oleh Allah sendiri, anak-anak akan memiliki masa depan seperti keadaan dahulu sebelum terbuang. Dan semua orang yang menindas bangsa itu akan dihukum.

6. Allah akan membangkitkan pemimpin dari bangsa itu (ayat 21-22). Pemimpin yang akan dibangkitkan Allah, bukan saja menjadi pemimpin secara politis, tapi terutama menjadi pemimpin spiritual dengan integritas yang teruji. “Aku akan membuat dia maju, dan mendekatkan diri kepada-Ku”. Pemimpin yang dekat dengan Allah tidak akan meninggalkan-Nya, sebagaimana Daud, pemimpin yang adalah hamba Tuhan.

Makna dan Implikasi Firman
1. Firman Tuhan adalah perkataan Allah sebagai kekuatan yang memulihkan. Firman Allah yang tertulis tidak hanya dalam bentuk kata-kata yang statis dan mati, tetapi di dalamnya mengalir kuasa Allah yang mengubahkan dan menyembuhkan.

Yeremia dipanggil untuk menyampaikan secara lisan dan tulisan perkataan-perkataan Tuhan. Tuhan Yesus Kristus adalah Firman yang menjadi daging (Yohanes 1:14). Ia datang untuk memulihkan semua akar kerusakan manusia dan dunia ini.

2. Pemulihan dari Allah tidak berjalan menurut rencana umat Israel atau menurut pengasihan penguasa Asyur dan Babel, tetapi pemulihan itu berada dalam rencana Tuhan. Waktunya telah ditetapkan-Nya sehingga sekalipun kuasa-kuasa asing seperti tidak ada yang dapat mengalahkannya, namun mereka tidak akan dapat bertahan membendung kuasa Allah yang memulihkan umat-Nya.

Demikian juga, sekalipun Israel sedang berada dalam titik nadir kesengsaraan terendah di tanah pembuangan, sebagaimana dikatakan Yeremia: setiap laki-laki melahirkan, mereka menaruh tangannya pada pinggang seperti seorang perempuan yang hendak melahirkan – ini gambaran penderitaan yang sangat berat – namun bila telah datang masa pemulihan dari Allah maka tak ada satupun penyakit yang tidak dapat disembuhkan-Nya.

3. Pengucapan syukur atas pemulihan dari Allah. Bukan karena keinginanan manusiawi sebagai balasan atas jasa ilahi sehingga umat itu mengucap syukur, tetapi pengucapan syukur sejati adalah gerakan dari kuasa Allah yang menyentuh dan menggerakan hati terdalam dari umat-Nya sehingga mereka bersukaria dan bergembira.

Umat Allah atau gereja masa kini dipanggil untuk mengucap syukur senantiasa (Filipi 4: 4a), bukan saja di saat menerima langsung berkat-berkat, tetapi juga di saat-saat kesusahan dan penderitaan. Sebab rancangan pemulihan Tuhan telah disusun-Nya sangat jauh dari peristiwa kita mengalami masa-masa kesusahan.

Artinya sebelum umat menerima ujian dan pencobaan maka Allah telah merencanakan bagaimana cara kita keluar atau dipulihkan dan disembuhkan dari keadaaan-keadaan itu.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved