Bolsel Sulawesi Utara
Gusdurian Bolaang Mongondow Selatan Sulawesi Utara Sukses Gelar Diskusi Sarasehan Toleransi
Gusdurian Bolsel sukses menggelar diskusi dengan tema Sarasehan Toleransi. Secara khusus, Gusdurian Bolsel memperoleh perhatian dari Alissa Wahid.
Penulis: Indra Wahyudi Lapa | Editor: Isvara Savitri
Ia menyamakan hubungan antar umat beragama yang begitu rukun ini tidak akan tercipta tanpa adanya dukungan masyarakat setempat.
“Sehingga itu, ebagai Ketua PHDI Bolsel tak henti-hentinya memberikan pembinaan kepada teman-teman Hindu, utamanya kalangan anak betapa pentingnya untuk berdampingan dan damai meski berbeda latar belakang,” jelasnya.
Sementara menurut Tokoh Agama Katolik Bolsel, RD. Hendro Agustinus Kandowangko, meski baru setahun ditugaskan sebagai Pastor di Bolsel, dirinya begitu merasakan nuansa toleransi di daerah tersebut.
Terlebih, salah satu indikatornya tampak pada tiga bangunan ibadah.
“Saya sangat kagum dengan monumen tiga rumah ibadah yang ada di kawasan perkantoran panango ini. Tempat ibadah yang dibangun ini tidak sekadar dipertontonkan, melainkan sungguh-sungguh digunakan,” kata Hendro.
Hendro mengatakan, tugas utama generasi milenial adalah bagaimana terus merawat inklusifitas agama-agama yang ada di Bolsel.

“Sebab, kalau di Katolik sendiri kita punya hukum yang utama itu hukum kasih, kasihilah Tuhan Alamu dengan segenap hatimu dengan segenap jiwamu dengan segenap akal budimu. Selanjutnya, kasihilah sesamu manusia seperti dirimu sendiri,” ujarnya.
Terakhir, narasumber ketiga, Korwil Gusdurian Sulawesi dan Maluku, Suaib Prawono, menyampaikan bahwa dalam kunjungan pihaknya ke Bolsel karena memang Komunitas Gusdurian di sini mendapatkan apresiasi khusus dari Alissa Wahid, putri sulung Gus Dur.
“Sebagai Koordinator Jaringan Gusdurian Nasional, Mbak Alissa Wahid, apresiasi Gusdurian Bolsel. Karena baru dalam berapa bulan diinisiasi namun mampu melejit dan bahkan mengalahkan beberapa komunitas-komunitas Gusdurian di daerah lain,” ungkap Suaib.
Suaib mengatakan, selama ini khususnya di Indonesia Timur, hanya Gusdurian Makassar dan Gorontalo yang menjadi role model.
Namun, setelah dianalisa, segala keaktifan kerja-kerja Gusdurian tersebut tidak lepas dari peran dewan pembinanya.
“Saya yakin salah satu keberhasilan Gusdurian Bolsel dalam rangka menggerakkan komunitas juga terdapat bagian-bagian penting daripada peran pembinanya. Sehingga kami ucapkan terima kasih kepada dewan pembina Gusdurian Bolsel,” ucapnya.
Ia menambahkan, Temu Nasional (Tunas) yang digelar di Surabaya pada 14-16 Oktober 2022, akan dihadiri oleh 1500 orang dan ada 165 komunitas di seluruh penjuru dunia.
Baca juga: Tak Banyak yang Tahu, Ini Cara Mudah Buka WhatsApp Web saat Ponsel Mati atau Ketinggalan
Baca juga: Arti Mimpi Bersih-bersih, Bisa Jadi Anda Khawatirkan Hal Tak Penting, Ini Tafsirannya
“Salah satu komunitas yang diharapkan hadir adalah Gusdurian Bolsel,” pintanya.
Bicara toleransi di Bolsel, Suaib mengatakan apa yang kemudian digagas oleh Gus Dur tentang pikiran-pikiran toleransi, itu sebenarnya sudah terwujud di Bolsel.