Berita Nasional
Kondisi Kesehatan Gubernur Papua Lukas Enembe Memburuk, Izin Berobat ke Singapura, KPK Lakukan Ini
Diagnosa Lukas Enembe mengalami kebocoran menjadi alasan kuat Lukas Enembe untuk berobat ke luar negeri.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pihak kuasa Hukum Gubernur Papua Lukas Enembe meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memberikan kliennya izin berobat ke luar negeri.
Permintaan itu disampaikan seiring dengan penetapan Lukas sebagai tersangka kasus dugaan penerimaan gratifikasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Gubernur Papua Lukas Enembe meminta izin ke KPK untuk berobat ke Singapura.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Hari Ini Sabtu 24 September 2022, Daftar Wilayah Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem
Sementara KPK sudah merilis panggilan kedua untuk pemeriksaan.
KPK juga sudah meminta kemenkumham untuk mencekal Lukas Enembe ke luar negeri.
Diagnosa Lukas Enembe mengalami kebocoran menjadi alasan kuat Lukas Enembe untuk berobat ke luar negeri.
Stephanus Roy Rening, anggota tim kuasa hukum Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan Lukas seharusnya segera diberangkatkan ke Singapura karena didiagnosa mengalami kebocoran ginjal.
Roy Rening mengatakan hal itu dipastikan setelah hasil pemeriksaan sampel urine dan darah Lukas Enembe yang dikirim ke Laboratorium di Singapura, keluar.
Lukas Enembe dianjurkan dokter pribadinya untuk segera berobat ke Singapura.
"Kata dokter pribadi Gubernur Papua, rekomendasinya Pak Gubernur harus segera diberangkatkan ke Singapura karena di dalam urinenya ada satu cairan yang disebabkan bocornya ginjal Pak Gubernur, (cairan itu) seharusnya tidak ada di urine," ujar Roy Rening, saat dihubungi, Jumat (23/9/2022).
Roy Rening yang sedang berada di Jakarta akan menemui pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk membicarakan masalah kesehatan Lukas Enembe.
Sementara, Lukas Enembe terus didampingi dokter pribadinya di Jayapura agar kondisi kesehatannya terpantau.
Setelah KPK menetapkan Lukas Enembe sebagai tersangka kasus gratifikasi, Roy menyebut kondisi kesehatan kliennya terus memburuk.
"Jadi kemarin malam, Kamis (22/9/2022), dokter pribadinya menelepon saya dan juru bicara Pak Gubernur, menjelaskan kondisi kesehatan Pak Gubernur. Jadi tensi darah Pak Gubernur tidak pernah stabil, tidak pernah turun karena dia punya pengalaman stroke empat kali," tuturnya.