Fenomena Quit Firing, Ternyata Ini Makna yang Sesungguhnya
Sebuah fenomena baru kini muncul yang disebut quit firing dikalangan karyawan sebelum mereka mengajukan surat pengunduran diri atau resign.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Fenomena quit firing, ternyata ini maknanya yang sesungguhnya
Sempat ramainya istilah quiet quitting atau berhenti dari tugas kerja yang berlebih, sekarang muncul lagi sebuah istilah baru yakni quit firing
Quiet quitting dan quit firing ternyata tak sama, mereka memiliki makna yang berbeda
Kedua istilah ini sering digunakan oleh mereka para pekerja.
Lantas, apa itu quiet quitting?
Pixabay.com
Baca juga: Siapa Sangka, Menjadi Workaholic adalah Tanda-tanda Kelainan Jiwa. Apakah Anda Salah Satunya ?
Apa itu quiet quitting?
Dilansir dari BBC, (31/8/2022), quiet quitting adalah suatu sikap seseorang yang berhenti melakukan sesuatu yang ekstra dalam pekerjaannya.
Biasanya, sesuatu yang ekstra ini dilakukan untuk membuat bos Anda terkesan.
Orang yang menerapkan quiet quitting ini tetap masih bekerja secara keseharian, namun tetap dalam batas-batas persyaratan pekerjaannya.
Pola pikir ini tidak ada hubungannya dengan berhenti atau resign dari pekerjaan.
Quiet firing
Dilansir dari Enterprenour, Jumat (9/9/2022), quiet firing atau pemecatan diam-diam adalah suatu sikap atasan yang memperlakukan karyawannya secara kurang baik, sehingga membuat mereka akan berhenti dengan sendirinya.
Biasanya hal ini dilakukan seperti tidak menanggapi permintaan untuk promosi atau kenaikan upah, meningkatkan beban kerja ke tingkat yang tidak dapat diatur, atau menghilangkan peluang untuk pertumbuhan karir.
Pemicu perusahaan melakukan quiet firing
Dikutip dari Global News, (31/8/2022), Pengacara Ketenagakerjaan dan mitra di Leker & Associate yang berbasis di Toronto, Matthew Fisher mengatakan bahwa tidak setiap promosi yang dilewati atau perubahan alur kerja berarti seorang karyawan dipecat secara diam-diam.
Tetapi jika ada pola yang jelas atau beberapa contoh perilaku seperti itu, katanya, itu mungkin pertanda seorang karyawan didorong keluar dari pintu atau diminta resign secara tidak tersirat.
Fisher mengatakan, tempat kerja mungkin mencoba memecat karyawan secara diam-diam ketika mereka ingin menghindari pembayaran pesangon atau melompati rintangan SDM, terutama ketika karyawan tersebut tidak melakukan apa pun yang akan membenarkan pemutusan hubungan kerja.
Jadi, perusahaan ingin karyawan tersebut mengajukan surat pengunduran diri atau resign.
Pixabay.com
Baca juga: 12 Manfaat Konsumsi Tomat Setiap Hari, Ternyata Bisa Memperbaiki Kerusakan Akibat Merokok
Quiet firing tidak menangani masalah
Di sisi lain, seorang ekonom yang berbasis di Toronto, Linda Nazareth menyampaikan, pemecatan diam-diam atau quiet firing adalah bentuk pasif-agresif yang membuat hidup seorang karyawan sengsara, sementara tidak menangani masalah secara langsung.
“Sejujurnya, jika Anda diam-diam memecat orang, itu manajemen yang buruk karena Anda mencoba untuk tidak membayar mereka PHK atau Anda hanya tidak ingin berurusan dengan ini secara langsung," ujar Nazareth.
"Dan Anda mengizinkan orang untuk berada di sana yang sebenarnya tidak Anda inginkan di sana. Jadi ada yang tidak beres,” sambungnya.
Selain itu, ia menambahkan, para manajer yang berusaha untuk memecat karyawan mereka secara diam-diam mungkin harus mengevaluasi kembali metode mereka, karena ada konsekuensi yang keras jika ketahuan.
Sebab, jika perusahaan menganiaya seorang karyawan dan membuat hidup mereka sengsara di tempat kerja, Anda dapat dimintai pertanggungjawaban karena melakukan pemecatan yang konstruktif.
Pemecatan konstruktif adalah ketika majikan secara sepihak mengubah kondisi material dalam hal pekerjaan karyawan.
Telah tayang di Kompas.com
https://www.kompas.com/tren/read/2022/09/19/143000665/mengenal-quit-firing-fenomena-baru-di-dunia-kerja?page=all#page2