Human Interest Story
Kisah Guru Manado Sulawesi Utara Jadi Spiderman, Superhero Penolong Kaum Papah dan Anak Anak Malang
Human Interest Story Kisah Guru Manado Sulawesi Utara Jadi Spiderman, Superhero Penolong Kaum Papah dan Anak Anak Malang.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
"Saya rasa itu paling cocok, kalau Superman badan harus besar dan wajahnya kan harus tampan. Kalau saya tampang tak mendukung dan badan kecil," kata dia.
Tak dinanya acara itu sukses. Ia pun banjir permintaan. Maka berkelanalah Spider Man untuk menolong yang papah.
Ia datangi anak anak miskin, cacat, korban bencana alam hingga orang buta di jalan.
Melihat Spider Man membuat mereka gembira dan termotivasi untuk berjuang hidup.
"Ada juga yang sudah tahu saya sering berderma dan membantu dengan mengirim barang barang," kata dia.
Awalnya ada beberapa orang yang ingin bersama-sama Spiderman.
Namun mereka akhirnya undur. Terseleksi alam.
"Itu karena kemurnian motivasi, motivasi saya hanya amal bukan cari untung," kata dia.
Sudah tak terhitung lagi manusia di Manado yang dibantu Spiderman, baik secara material maupun spiritual.
Tapi ada satu pengalamannnya yang paling berkesan.
"Saat itu saya bantu korban bencana alam di Sangihe, kala itu saya datang di sebuah sekolah, anak anaknya membantu saya dan mereka cerita tentang dukacita mereka.
Saya waktu itu meneteskan air mata, tapi saya tak bisa hapus air mata dalam topeng," katanya.
Sang guru ini tetap ingin jadi Spiderman. Ia ingin tetap membantu yang papah. Ada yang pro, tapi banyak pula yang nyinyir.
Menuduhnya cari popularitas.
Spiderman adalah superhero yang paling melankolis.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/Spiderman-di-arena-permainan-Transmart-Manado-Sulawesi-Utara.jpg)