Brigadir J Tewas
Baru Terungkap Kalau Eks Staf Ahli Kapolri Ternyata Bagi-bagi Uang Dalam Kasus Pembunuhan Brigadir J
Disebutkan Fahmi terlibat dalam penyusunan skenario kasus pelecehan seksual dan pembunuhan Brigadir J. Baru terungkap fakta baru.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Baru terungkap lagi fakta baru kasus pembunuhan Brigadir J.
Tewasnya Brigadir J tak hanya menyeret nama sang komendan, Ferdy Sambo.
Namun juga sejumlah nama besar.
Salah satunya nama Eks Staf Ahli Kapolri, Fahmi Alamsyah.
Fahmi Alamsyah bahkan ketika kasus ini muncul ke publik, ia langsung mengundurkan diri dari jabatannya.
Penanganan kasus pembunuhan berencana terus dilakukan secara maraton oleh Tim Khusus (Timsus) bentukan Kapolri Listyo Sigit Prabowo.
Terkini, Pusat Keamanan Nasional Universitas Bhayangkara menyebut sosok Fahmi Alamsyah yang merupakan eks staf ahli Kapolri.
Disebutkan Fahmi terlibat dalam penyusunan skenario kasus pelecehan seksual dan pembunuhan Brigadir J.
Bahkan dirinya kecipratan dana dalam kasus tersebut.
Dikutip dari Tribunnews.com, hal ini dibongkar oleh Kepala Pusat Keamanan Nasional Universitas Bhayangkara sekaligus Penasihat Ahli Kapolri, Hermawan Sulistyo.
Diungkapkan, ada dua peran Fahmi yang berkaitan dalam kasus Brigadir J.
Pertama, Fahmi turut serta membuat skenario bersama Irjen Ferdy Sambo.
Skenario yang disusun keduanya itu berupa dua kasus.
Yakni kasus pelecehan seksual dan baku tembak Brigadir J.
“Kami cuma tahu bahwa dia ini operator yang menyusun skenario-skenario setelah penembakan, lalu dia menyusun bersama Sambo bahwa ini tembak menembak," ujarnya.
Hermawan menyayangkan, pada mulanya skenario pelecehan seksual terhadap Putri Candrawati dipercaya publik.
“Dia menyusun skenario pelecehan seksual dan publik percaya itu yang menjadi masalah,” kata Hermawan
Kedua, Fahmi disebut terlibat dalam aliran dana di pusaran kasus pembunuhan Brigadir J.
Disebutkan Hermawan, Fahmi berperan membagi-bagikan uang ke sejumlah pihak.
Bahkan, Fahmi juga disebut kecipratan dana yang berkaitan kasus pembunuhan Brigadir J itu.
(Alasan Fahmi Alamsyah Bantu Ferdy Sambo Rekayasa Kematian Brigadir J, Ternyata Keduanya Bersahabat. (Dok. Handout/Kolase Tribun Manado)
“Kalau yang khusus tadi ke penasihat itu, ada satu penasihat yang bukan hanya kecipratan, tapi dia membagi-bagi duit, gitu,” kata Hermawan.
Kendati begitu Hermawan tak tahu asal usul dana tersebut apakah dari Sambo atau bukan.
Sosok Fahmi sendiri merupakan orang internal Polri.
Ia sebelumnya Penasehat Ahli Kapolri Bidang Komunikasi Publik.
Diketahui, Fahmi menduduki posisi tersebut sejak 2020 lalu.
Saat itu, Kapolri yang menjabat adalah Jenderal Idham Azis.
Dalam pekerjaannya, ada 16 orang di Tim Penasihat Kapolri.
(Fakta Terungkap Ibu Putri Candrawathi & Ferdy Sambo di Lantai 3 Bicarakan Pembunuhan Brigadir J di Lantai 3 Rumah Pribadi Ferdy Sambo di Jalang Saguling, Komplek Pertambangan Duren Tiga. Diakui Bharada E. (Dok. Handout)
Terkuak, selain itu, ternyata Fahmi disebut juga merupakan sahabat dekat dari Ferdy Sambo.
Untuk itu, Fahmi mau membantu Sambo dalam menyusun keterangan rilis untuk awak media.
Sebelumnya, Penasihat Ahli Kapolri Bidang Hukum, Chairul Huda membeberkan tindakan Fahmi Alamsyah itu tidak ada hubungannya dengan jabatannya sebagai penasehat Ahli Kapolri.
"Saudara Fahmi Alamsyah itu benar penasihat Ahli Kapolri tapi ketika dia membantu suatu hal atau hal lain kepada Pak Sambo itu bukan kedudukan dia sebagai penasihat Ahli Kapolri," kata Chairul kepada Tribunnews.com, Kamis (11/8/2022).
Bahkan, ia menerangkan, Fahmi tidak mengetahui peristiwa tersebut yang sebenarnya.
(Foto Irjen Ferdy Sambo dan kolase foto Brigpol Nopryansah (kolase Tribunmanado/ HO)
Menurutnya, Fahmi hanya menuliskan apa yang diungkapkan dari Irjen Ferdy Sambo soal kronologis penembakan.
"Beliau merespons lagi yang intinya kurang lebih sama bahwa apa yang disampaikan itu kurang lebih sama dengan apa yang dijelaskan Pak Sambo kepada dia," pungkasnya.
Akan tetapi, Fahmi sempat mengaku kronologis yang diungkapkan Sambo tidak masuk akal.
Chairul berujar, seharusnya Fahmi sebagai staf ahli memiliki jiwa kritis.
Hal ini berkaitan apakah kronologis yang sampaikan Irjen Sambo bisa disebut wajar.
"Boleh jadi Pak Sambo adalah sahabatnya tetapi kan ada hal yang seharusnya dia melihat masuk akal nggak sih. Dia kan bukan tukang ketik apa yang disampaikan oleh Pak Sambo. Tapi dia kan punya common sense punya akal pikiran masuk akal atau tidak wajar atau tidak. Kan begitu," terangnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com