Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Brigadir J Tewas

Akhirnya Terungkap Suasana Sebelum Brigadir J Dieksekusi, Bharada E Sebut Putri Candrawathi Menangis

Terungkap suasana sebelum Brigadir Yosua alias Brigadir J dieksekusi, Bharada E ungkap hal ini.

Editor: Tirza Ponto
Kolase Tribun Manado/ Handout
Akhirnya Terungkap Suasana Sebelum Brigadir J Dieksekusi, Bharada E Sebut Putri Candrawathi Menangis 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E ungkap suasana sebelum Brigadir J dieksekusi.

Bharada E mengungkapkan hal tersebut melalui pengacaranya Ronny Talapessy.

Ronny menyebutkan saat hari kejadian di rumah pribadi Ferdy Sambo yang berada di Jalan Saguling III, Kompleks Pertambangan, Duren Tiga, Jakarta Selatan terjadi rapat tepatnya di lantai 3 rumah itu pada 8 Juli 2022.

Baca juga: Sosok Patra M Zen, Pengacara yang Mengaku Kena Prank di Kasus Dugaan Pelecehan Putri Candrawathi

Putri Candrawathi, Ferdy Sambo dan Brigadir J terekam CCTV di rumah pribadi Ferdy Sambo.
Putri Candrawathi, Ferdy Sambo dan Brigadir J terekam CCTV di rumah pribadi Ferdy Sambo. (Kolase Foto Tribun Manado via Youtube)

Rapat itu terjadi usai kedatangan Putri Candrawathi, Bharada E, Brigadir J dan rombongan lainnya dari Magelang.

Rapat itu dihadiri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bripka Ricky. Sementara, Bharada E hadir paling akhir.

Rumah di Jalan Saguling itu menjadi lokasi keputusan untuk melakukan eksekusi kepada Brigadir J, sebelum bertolak ke TKP rumah dinas yang berjarak cuma 500 meter.

Rapat yang berlangsung di lantai 3 itu membahas skenario menghabisi Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Menurut Ronny, kasus kematian Brigadir J ini merupakan satu rangkaian peristiwa hukum yang memang saling berkaitan dan tidak bisa melihatnya secara sepotong-sepotong saja.

"Kita harapkan ke depannya, dengan kasus yang terang benderang akan sedikit membuat harapan untuk klien saya untuk mendapatkan keadilan," ucap Ronny dalam wawancara dengan TV One, Jumat (20/8/2022).

Dalam rangkaian kasus ini, kata Ronny, Bharada E tidak bisa berbuat banyak karena memang mendapatkan perintah saat berada di rumah Jalan Saguling III setelah pulang dari Magelang.

Bharada E satu mobil dengan Putri Candrawathi, Susi asisten rumah tangga, Bripka RR dan Kuat Maruf saat pulang dari Magelang hingga rumah pribadi di Jalan Saguling III, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Dari rekaman CCTV yang beredar, Ferdy Sambo di hari itu datang lebih dulu di rumah pribadi.

Tak lama disusul oleh rombongan Putri Candrawathi dari Magelang.

Brigadir J juga terpantau di CCTV gunakan kaus putih dan ikut angkat-angkat barang rombongan dari mobil ke dalam rumah pribadi Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Baca juga: Akhirnya Terungkap Jika Mau Lawan Ferdy Sambo, Putri Bisa Ajukan Justice Collaborator, Ini Kata LPSK

Brigadir Yosua datang dari Magelang bersama rombongan Putri Candrawathi lainnya.
Brigadir Yosua datang dari Magelang bersama rombongan Putri Candrawathi lainnya. (Youtube CNN Indonesia)

Menurut Ronny, di rumah Saguling itu rupanya ada rapat kilat di sebuah ruangan di lantai tiga.

Bharada E adalah peserta terakhir yang dipanggil masuk.

"Klien saya (Bharada E, red) dipanggil ke dalam suatu ruangan meeting, ruangan rapat, bahwa ternyata memang sudah ada Ibu PC ini membicarakan mengenai tentang almarhum Yosua," ucap Ronny.

Bharada E mengaku menghadiri rapat dalam durasi sangat pendek. Meski demikian, saat keluar dari rumah Saguling, Bharada E sudah mendapat perintah untuk mengesekusi Brigadir J di rumah dinas.

"Waktunya sangat pendek. Klien saya menerima perintah itu, kemudian sampai ke TKP (rumah dinas, red) kurang 20 menit. Bharada E menyampaikan di TKP atau rumah sebelumnya di rumah Saguling ada ibu PC," terang dia.

Ia memastikan Bharada E ini tidak mengetahui motif penembakan Brigadir J.

Setelah tiba dari Magelang sampai di Jakarta, Bharada E memang tidak mengetahui apa-apa tapi mendapat perintah di menit-menit terakhir.

Ronny akan membuktikan di pengadilan, bahwa kliennya menembak Brigadir J tanpa tahu motif. Artinya, Bharada E dalam kasus ini hanya kambing hitam, secara di rapat kilat itu pangkatnya paling rendah.

Dalam rapat itu, menurut Bharada E, ada Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan Bripka RR. Bharada E hanya bisa diam tak berbicara sama sekali dengan Putri Candrawathi di rapat itu.

"Ibu PC itu ada di ruangan lantai 3. Jadi pertemuannya itu (dihadiri, red) Ibu PC, Pak FS, kemudian saudara RR. Kemudian yang terakhir dipanggil adalah Bharada E ini. Yang panggil itu saudara RR," terang Ronny.

Mulanya, Bharada E tidak melihat Putri Candrawathi pas masuk ke dalam ruangan yang jadi rapat kilat. Barulah setelah duduk di sofa, Bharada E melihat Putri Candrawathi sudah di dalam.

Bharada E mengetahui bagaimana kondisi Putri Candrawathi di rapat kilat praeksekusi di rumah Jalan Saguling III.

"Klien saya menyampaikan bahwa waktu kejadian itu Ibu PC dalam keadaan menangis. Kemudian Bapak FS ini dalam keadaan marah. Nanti detailnya, ini kan nanti menjadi pembelaan di pengadilan," beber Ronny.

Ronny tak merinci penjelasan Bharada E soal Putri Candrawathi menangis apakah setelah cekcok atau keributan dengan Ferdy Sambo.

Sementara itu, Putri Candrawathi, berharap berkas perkara kasus yang menyeretnya sebagai tersangka ini segera dilimpahkan dan disidangkan di pengadilan.

"Kami berharap seluruh proses dapat segera dilimpahkan ke pengadilan agar segala konstruksi kasus ini dapat diuji dalam proses persidangan," kata Arman Hanis saat dihubungi wartawan.

Pihak Putri Candrawathi tak membantah apapun setelah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan berencana Brigadir J dan siap mengikuti segala proses hukumnya.

"Penyidik tentu memiliki pertimbangan tersendiri dalam menetapkan klien kami Ibu PC sebagai tersangka," ujar dia.

Kondisi Rumah Pribadi Ferdy Sambo

Saat penetapan Putri Candrawathi sebagai tersangka, tidak terlihat aktivitas di rumah Jalan Saguling III, Kompleks Pertambangan, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.

Rumah tiga lantai itu tampak tertutup rapat. Hanya ada dua mobil yang terparkir di depan rumah pribadi Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Baca juga: Akhirnya Terungkap Alasan Putri Candrawathi Disangkakan Pasal Pembunuhan Berencana

Putri Candrawathi tertangkap kamera CCTV usai tiba dari Magelang.
Putri Candrawathi tertangkap kamera CCTV usai tiba dari Magelang. (Youtube CNN Indonesia)

Tidak ada pengamanan yang dilakukan pihak kepolisian maupun penjaga rumah pribadi Ferdy Sambo.

Sementara itu, sekitar pukul 15.30 WIB, terlihat dua orang yang membuka gerbang dan keluar dari rumah Ferdy Sambo. Mereka menuju salah satu mobil yang terparkir di depan rumah dan membawa sepatu berwarna hitam.

Tak lama kemudian, satu dari dua orang tersebut kembali masuk ke rumah Ferdy Sambo. Sedangkan satu orang lainnya pergi menggunakan mobil.

5 Anak Buah Ferdy Sambo Terseret

Setidaknya sudah ada 5 anak buah Ferdy Sambo di Propam Polri diduga telah melakukan pidana menghalangi penyidikan atau obstruction of justice dan menjalani penahanan di tempat khusus.

Selain Ferdy Sambo, ada eks Karo Paminal Polri Brigjen Hendra Kurniawan; Kombes Agus Nurpatria selaku Kaden A Biropaminal Divisi Propam Polri; Kompol Baiquni Wibowo selaku PS Kasubbagriksa Baggaketika Rowabprof Divisi Propam Polri.

Ada juga AKBP Arif Rahman Arifin selaku Wakadaen B Biropaminal Divisi Propam Polri; dan Kompol Chuk Putranto selaku PS Kasubbagaudit Baggaketika Rowabprof Divisi Propam Polri.

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi menyebut rekaman CCTV yang didapat, menggambarkan sebelum, sesaat, hingga sesudah pembunuhan Brigadir J.

"Inilah yang menjadi bagian dari circumstancial evidence atau barang bukti tidak langsung yang menjadi petunjuk bahwa PC (Putri Candrawathi) ada di lokasi sejak di Saguling sampai Duren Tiga dan melakukan kegiatan-kegiatan yang menjadi bagian dari pada perencanaan pembunuhan terhadap Brigadir Yosua," ucap Andi di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (19/8/2022).

Ia tidak merinci secara pasti keterlibatan Putri Candrawathi sehingga menjadi tersangka kasus ini. Tapi yang jelas, istri Ferdy Sambo itu terlibat kegiatan-kegiatan perencanaan pembunuhan Brigadir J.

"Dan melakukan kegiatan-kegiatan yang menjadi bagian daripada perencanaan pembunuhan terhadap Brigadir J," jelasnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com 

https://medan.tribunnews.com/2022/08/20/bharada-e-ceritakan-suasana-rapat-jelang-eksekusi-brigadir-j-ferdy-sambo-marah-dan-putri-menangis?page=all

Sumber: TribunMedan.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved