Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Brigadir J Tewas

Akibat Ulah 'Raja Sambo', Polri Akhirnya Diusulkan di Bawah Naungan Salah Satu dari 3 Kementerian

Bukan rahasia jika ada kelompok-kelompok di internal Polri yang akhirnya membuat Polri tidak sinergis.

(Ho/ Tribun-Medan.com)
Akibat Ulah 'Raja Sambo', Polri Akhirnya Diusulkan di Bawah Naungan Salah Satu dari 3 Kementerian 

“Kasihan ini, karena jaga di situ kan, terus di situ ada laporan harus diteruskan, dia teruskan, padahal laporannya ndak bener, prosedur jalan, diperintahkan ke sana jalan, suruh buat ini ngetik, ngetik,” jelas Mahfud.

“Nah itu bagian yang pelanggaran etik, saya berpikir yang harus dihukum tuh dua kelompok pertama yang kecil-kecil ini, yang hanya ngetik hanya mengantarkan surat, menjelaskan bahwa Bapak tidak ada, memang nggak ada yang begitu, ndak usah hukuman pidana cukup disiplin.”

Ada Grup Sambo dari Daerah-daerah ke Jakarta untuk Bantu Hilangkan Jejak dan Halangi Penyidikan

Mahfud MD juga mengungkap adanya tarik menarik di internal Polri sebelum Irjen Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

“Ketika akan pecah telurnya itu kan sebenarnya sudah ada keyakinan tiga atau dua hari sebelumnya ya, tapi kok lambat terus ini,” kata Mahfud.

“Yang saya dengar di Polri memang terjadi tarik menarik.”

Bukan hanya tarik menarik di internal Polri, Mahfud MD juga membongkar adanya sejumlah pihak yang datang dari daerah-daerah mengawal Ferdy Sambo.

Sejumlah pihak ini, digambarkan Mahfud berupaya untuk menghilangkan jejak-jejak yang dilakukan Irjen Ferdy Sambo terkait pembunuhan Brigadir J.

Tidak hanya menghilangkan, sejumlah pihak ini juga menghalangi penyidikan yang dilakukan Polri.

“Grupnya Sambo itu, konon dari daerah-daerah, meski pun ndak ada tugas di Jakarta datang ngawal ke situ, upaya menghilangkan jejak itu dan menghalang-halangi penyidikan,” ungkap Mahfud.

Perkembangan kasus ini dibaca oleh Presiden Jokowi lambat ditangani.

Mahfud mengatakan, Presiden Jokowi menginginkan penyelesaian kasus tewasnya Brigadir J dapat cepat diselesaikan, tentunya dengan mengungkap secara terang benderang.

Presiden Jokowi, sambung Mahfud kemudian memanggil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ke Istana. "Diberi tahu supaya diselesaikan,” ucap Mahfud.

Setelah pertemuan Presiden Jokowi dengan Kapolri, kemudian Mahfud gantian menghadap bersama Pramono Anung.

Halaman
1234
Sumber: TribunMedan.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved