Brigadir J Tewas
Baru Terungkap Kalau LPSK Sempat Disuap saat Pembunuhan Brigadir J Mencuat, Diberi 2 Amplop Tebal
Baru terungkap Dua buah amplop tebal yang diduga untuk suap LPSK itu terjadi pada 13 Juli 2022 kemarin, atau berapa hari setelah pembunuhan Brigadir J
(Kamaruddin Simanjuntak beber kondisi kaki kanan Brigadir J ((Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha))
Menurut Kamaruddin Simanjuntak, Brigadir J diduga sempat dibawa ke Paminal Mabes Polri untuk dianiaya.
"Di sana juga ada alat-alat diduga untuk penyiksaan-penyiksaan, seperti mematahkan jari-jari dan sebagainya. Itu juga dialami oleh polisi-polisi lain yang mengadu ke saya, kan begitu," kata Kamaruddin Simanjuntak.
Mendengar penjelasan Kamaruddin Simanjuntak, Hotman Paris Hutapea lantas melempar pertanyaan pada Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Dedi Prasetyo.
Hotman meminta Dedi memberikan tanggapan terkait dugaan yang disampaikan Kamaruddin Simanjuntak.
"Dari hasil keterangan para saksi yang sudah dimintai keterangan, termasuk yang 31 orang yang sudah dimintai keterangan oleh Irsus, tidak ada yang mengarah kesana (penyiksaan),"
"Dan semua CCTV yang dari Mabes Polri saat ini sudah disita oleh penyidik, termasuk oleh Irsus. Termasuk di dalam proses analisis oleh laboratorium forensik," kata Dedi.
Ia mengatakan, bahwa dari hasil autopsi awal terhadap Brigadir J, tidak ditemukan adanya indikasi penyiksaan sebagaimana yang disampaikan Kamaruddin Simanjuntak.
"Perlu saya sampaikan juga bang Hotman, memang dari hasil analisa autopsi awal, saya hanya meneruskan apa yang disampaikan oleh kedokteran forensik. Karena memang mereka yang lebih kompetensi. Saya hanya mengutip bahwa semua luka yang ada di tubuh Brigadir Yosua adalah luka tembak," kata Dedi.
Dedi mengatakan, luka tembak itu diperkuat dari adanya temuan proyektil di tubuh korban.
"Diketemukan proyektil yang ada di tubuh Yosua sudah diangkat, dan itu adalah dari senjata jenis Glock 17. Ini keterangan sementara yang bisa saya sampaikan. Dari hasil pemeriksaan para saksi dan juga hasil autopsi awal yang disampaikan kedokteran forensik, dan tentunya lagi akan dikuatkan lagi oleh autopsi yang kedua," kata Dedi.
Mendengar penjelasan itu, Kamaruddin Simanjuntak lantas mengatakan bahwa penjelasan polisi bohong.
"Itu bohong, karena Karo Penmas mengatakan Bharada E ini katanya pelatih polisi, pelatih sniper, jago tembak vertikal segala macem hantu belau. Mana? Tunjukkan sama saya," kata Kamaruddin Simanjuntak.
Ia mengatakan, bahwa terbongkarnya dugaan bahwa Brigadir J disiksa terlihat ketika peti jenazah korban dibuka.
Sebelumnya, peti jenazah itu dilarang dibuka oleh polisi yang mengawal.