Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pembunuhan di Subang

Kembali Terungkap Fakta Terbaru Kasus Pembunuhan di Subang, Makam Kedua Korban Jadi Seperti ini

Hampir setahun kasus Pembunuhan ibu dan Anak di Subang ini bergulir, makam Tuti dan Amel pun mengalami perubahan.

Editor: Indry Panigoro
Kolase Foto youtube fredy sudaryanto sport/instagram
ilustrasi makam dan korban Pembunuhan di Subang 

Diakui, pencairan dana terakhir dilakukan dia ketika masih menjabat bendahara pada Maret 20220. 

Namun, dana yang dicairkan itu tidak digunakan untuk membayar gaji guru.

"Kan kata A Yoris, jangan dulu. Guru-guru ntar aja dari BPMO (dana bantuan lain)," terang Dedi.

Dana bantuan yang sudah dicairkan dari Bnak Jawa Barat (BJB) itu langsung diserahkan di rumah Yoris secara cash. 

"Saksinya kepala sekolah, diserahkan di rumah A' Yoris.

Sama A Yoris langsung diserahkan ke Yanti (istrinya)," ungkap Dedi. 

Yoris merasa terpuruk setelah kasus Pembunuhan di Subang. Kini, Yanti jawab tudingan netizen tentang yayasan dan kegiatannya saat hari pembunuhan.
Yoris merasa terpuruk setelah kasus Pembunuhan di Subang. Kini, Yanti jawab tudingan netizen tentang yayasan dan kegiatannya saat hari pembunuhan. (youtube Yoris and family)

Kenapa ke Yanti? 

Dedi mengakui tidak tahu menahu. Yang dia tahu, Yanti tidak masuk dalam kepengurusan yayasan. 

Lalu, bagaimana dengan gaji guru? 

Diakui Dedi, setelah dia dipecat, dana bantuan lain yang sedianya akan digunakan untuk menggaji guru itu sudah cair tiga hari sesudah lebaran.

Namun dia tidak tahu menahu kenapa gaji guru juga belum dicairkan. 

Menanggapi tudingan ini, Yanti menegaskan dia tidak pernah ikut campur masalah yayasan. 

"Dari almarhum (Tuti) masih ada, sama Amel, teteh (Yanti) mah gak kerja di yayasan.
Apalagi di sekolah, enggak ya," tegas Yanti. 

Diakui Yanti, dari dulu sampai sekarang kerjaannya hanya mengurus anak dan rumah. 

Sesekali dia membantu di toko ibunya. 

Yanti mengaku tak ikut campur yayasan karena lokasinya jauh dengan rumah.  

"Jarak tempuh dari rumah ke jalan cagak jauh, apalagi ke sekolah.

Kayak rumah saya ke Subang kota.

Saya memang kabupaten subang, cuma kecamatan Kasomalan dan masih di perkampungan juga," katanya,

Yoris lalu menimpali bahwa sejak awal tidak meminta sang istri untuk bekerja.

Menurutnya, tanggung jawab mencari nafkah adalah urusannya.

"Saya berprinsip, saya sebagai kepala rumah tangga saya yang kerja, saya yang menafkahi," tegas Yoris.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id 

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved