Pembunuhan di Subang
Kembali Terungkap Fakta Terbaru Kasus Pembunuhan di Subang, Makam Kedua Korban Jadi Seperti ini
Hampir setahun kasus Pembunuhan ibu dan Anak di Subang ini bergulir, makam Tuti dan Amel pun mengalami perubahan.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kembali terungkap fakta terbaru kasus Pembunuhan di Subang.
Ya kasus Pembunuhan di Subang kini telah memasuki babak baru.
Menjelang 1 tahun kejadian pembunuhan ibu dan anak itu, ternyata kasus yang sampai hari ini belum terungkap siapa pelakunya itu ternyata ada perubahan.
perubahan terlihat dari makam.
Ya berikut ini adalah fakta terbaru kasus Pembunuhan di Subang.
Update terbaru kasus Subang kali ini mengulas perubahan yang terjadi di makam para korban, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Hampir setahun kasus Pembunuhan ibu dan Anak di Subang ini bergulir, makam Tuti dan Amel pun mengalami perubahan.
Hal ini tampak dalam tayangan di channel youtube Yoris.
Yoris merupakan anak Tuti dan kakak Amel, hal ini membuatnya jadi salah satu saksi kunci.
Dalam channel youtube-nya, Yoris menunjukkan aktivitasnya sedang merenovasi makam Tuti dan Amel.
Yoris dan istrinya, Yanti, memasang batu nisan baru dan pembatas makam.
Yoris yang didampingi Yanti tampak lebih dulu berada di makam Desa Jalancagak sambil menunggu nisan yang dipesannya dari Bandung.
Tampak tumpukan tanah dan semen sudah disiapkan untuk membangun rumah baru ibu dan adiknya.
"Nanti akan dicor bawahnya karema saat musim penghujan air mengalir dari pemukiman ke pemakaman, takut kebawa sedikit," kata Yoris dikutip dari tayangan di channel youtube-nya, Jumat (5/8/2022).
Setelah itu Yoris dan Yanti tampak melepas batu pembatas makam lalu sebelum diberi nisan baru.
Di tayangan itu juga tampak Yosef melantunkan adzan di samping makam Tuti dan Amel, kemudian menyiramkan air.
Yoris dan Yanti juga tampak menaburkan bunga.
"Alhamdulillah pemasangan sudah berjalan dengan baik," ucap Yoris di akhir video diiyakan Yosef dan Yanti yang ada di sampingnya.
Kini, makam Tuti dan Amel sudah berubah jadi lebih baik.

Yanti Jawab Soal Kesaksiannya yang Dianggap Janggal
Sebelumnya, Yanti Jubaedah, istri Yoris Raja Amanullah, sempat memberikan pengakuan.
Salah satunya adalah pengakuan Yanti untuk menjawab tudingan ikut campur di yayasan Bina Prestasi Nasional.
Yayasan Bina Prestasi Nasional merupakan yayasan yang ikut dikelola oleh para korban Pembunuhan ibu dan anak di Subang, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Selain itu, Yanti juga menjawab soal kesaksiannya yang dianggap janggal.
Dalam kesaksian sebelumnya, Yanti mengaku sedang mengantar anaknya ke PAUD saat mertuanya, Yosef Hidayah menelponnya.
Di pagi setelah pembunuhan itu, Yosef yang baru tiba ke rumah korban ingin mengabarkan bahwa Tuti dan Amel diculik.
Kesaksian Yanti mengantar anak ke PAUD ini lah yang dianggap janggal netizen.
Pasalnya, saat itu masih ada PPKM akibat pandemi Covid-19.
Netizen juga mempertanyakan kendaraan apa yang dipakai Yanti ke PAUD mengingat dia tidak bisa mengendarai motor.
Di video terbaru yang diunggah pada channel youtube-nya, Yanti mendapat pertanyaan itu.
"Teteh pakai apa ke PAUD?," tanya Yoris.
"Pakai sandal," sahut Yanti sambil tersenyum.
"Kalau gak pakai sandal ya kotor," sambungnya diikuti gelak tawa Yoris.
Setelah Yoris mempertegas pertanyaannya, Yanti akhirnya menjawab kalau saat itu dia hanya berjalan kaki ke PAUD karena jaraknya cukup dekat.
"Cuma Beda satu RT. Masih sekampung," terangnya.
Yanti lalu menanggapi keingintahuan netizen kepadanya.
Dia menyadur pepatah bahwa kalau tak kenal, maka tak sayang.
Karena itu dia meminta netizen untuk tidak malu bertanya agar tidak sesat di jalan.
Hanya saja, Yanti tidak menerangkan kenapa saat itu PAUD masih buka, padahal berlaku PPKM.
Selain soal kegiatannya di hari pembunuhan, Yanti juga menjawab tudingan dia ikut campur di yayasan Bina Prestasi Nasional.
Tudingan ini awalnya di sampaikan Dedi, mantan bendahara SMK Bina Prestasi Nasional yang dipecat oleh Yoris.

Dedi awalnya menyebut jika selepas dia dipecat sebagai bendahara sekolah, posisinya digantikan Yanti atau Yoris sendiri.
Dedi juga menyebut kondisi Yoris kini sedang tertekan.
Hal itu beralasan karena ia banyak ditagih guru-guru yang belum menerima gaji.
"Sampai sekarang guru-guru belum digaji. Belum ada pembayaran," terang Dedi dikutip dari wawancara yang tayang di channel youtube Koin Seribu 77, Jumat (8/7/2022).
Diakui, pencairan dana terakhir dilakukan dia ketika masih menjabat bendahara pada Maret 20220.
Namun, dana yang dicairkan itu tidak digunakan untuk membayar gaji guru.
"Kan kata A Yoris, jangan dulu. Guru-guru ntar aja dari BPMO (dana bantuan lain)," terang Dedi.
Dana bantuan yang sudah dicairkan dari Bnak Jawa Barat (BJB) itu langsung diserahkan di rumah Yoris secara cash.
"Saksinya kepala sekolah, diserahkan di rumah A' Yoris.
Sama A Yoris langsung diserahkan ke Yanti (istrinya)," ungkap Dedi.

Kenapa ke Yanti?
Dedi mengakui tidak tahu menahu. Yang dia tahu, Yanti tidak masuk dalam kepengurusan yayasan.
Lalu, bagaimana dengan gaji guru?
Diakui Dedi, setelah dia dipecat, dana bantuan lain yang sedianya akan digunakan untuk menggaji guru itu sudah cair tiga hari sesudah lebaran.
Namun dia tidak tahu menahu kenapa gaji guru juga belum dicairkan.
Menanggapi tudingan ini, Yanti menegaskan dia tidak pernah ikut campur masalah yayasan.
"Dari almarhum (Tuti) masih ada, sama Amel, teteh (Yanti) mah gak kerja di yayasan.
Apalagi di sekolah, enggak ya," tegas Yanti.
Diakui Yanti, dari dulu sampai sekarang kerjaannya hanya mengurus anak dan rumah.
Sesekali dia membantu di toko ibunya.
Yanti mengaku tak ikut campur yayasan karena lokasinya jauh dengan rumah.
"Jarak tempuh dari rumah ke jalan cagak jauh, apalagi ke sekolah.
Kayak rumah saya ke Subang kota.
Saya memang kabupaten subang, cuma kecamatan Kasomalan dan masih di perkampungan juga," katanya,
Yoris lalu menimpali bahwa sejak awal tidak meminta sang istri untuk bekerja.
Menurutnya, tanggung jawab mencari nafkah adalah urusannya.
"Saya berprinsip, saya sebagai kepala rumah tangga saya yang kerja, saya yang menafkahi," tegas Yoris.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id