Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilpres 2024

Anies Baswedan Dikabarkan Duet dengan Putra SBY di Pilpres 2024, Diteriaki 'Duet Maut' Anies-AHY

Anies Baswedan dikabarkan bakal berduet dengan putra SBY Agus Hari Murti Yudhoyono di Pilpres 2024

Editor: Glendi Manengal
Tribunnews
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabarnya Anies Baswedan akan berduet dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di pilpres 2024.

Terkait hal tersebut Anies Baswedan yang saat ini masih menjabat Gubernur DKI Jakarta memberikan respon.

Anies Baswedan pun terlihat malu-malu saat ungkap rencana Pilpres 2024.

Baca juga: Baru Terungkap, Fakta Baru Bharada E Bukan Penembak Jitu, Ini Kata LPSK soal Tewasnya Brigadir J

Baca juga: Akhirnya Terungkap 4 Polisi Diduga Hambat Kasus Brigadir J Kini Ditahan, Apakah Jadi Tersangka Baru?

Baca juga: Friany Chrisna Teresa Salmon Setuju Jika Ada Hari Tanpa Kendaraan Bermotor di Bitung Sulawesi Utara

Foto : Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), 22 April 2022 - Gubernur DKI Anies Baswedan memberikan respon terkait namanya yang kerap disandingkan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. (Istimewa)

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan respon terkait namanya yang kerap disandingkan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di Pilpres 2024.

Anies Baswedan masih malu-malu mengungkapkan rencana di Pilpres 2024.

Menurut Anies, saat ini fokusnya menyelesaikan tugas di Jakarta.

"Sekarang saya lagi menyelesaikan tugas di Jakarta. Jadi saya tuntaskan dulu tugas di Jakarta baru setelah itu, ngobrol yang lainnya," ujar Anies Baswedan dalam acara perayaan 10 Tahun Forum Pemimpin Redaksi, Jumat (5/8/2022).

Selain itu, eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menuturkan turut bertemu dengan politisi lainnya selain AHY.

Sebab, dalam acara tersebut hadir juga Menko Bidang Perekonomian yang juga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan sebagainya.

"Tadi kan dengan acara forum pemred juga ketemu. Ketemuan-ketemuan itu sesuatu yang jamak, yang kita kerjakan, silaturahmi dengan semuanya," pungkasnya.

Diwartakan sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diteriaki 'duet maut' oleh pengurus Partai Demokrat.

Partai Demokrat DKI Jakarta periode 2022-2027 di JI-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat.

Setelah AHY melantik para pengurus yang baru, Anies beserta Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria diminta untuk naik ke atas panggung untuk berfoto bersama.

Menariknya, ketika momen tersebut tiba para pengurus menyerukan 'duet maut' Anies-AHY.

"Anies-AHY, Anies-AHY, Anies-AHY," teriak pengurus disertai tepuk tangan di lokasi, Selasa (15/3/2022).

"Anies-AHY..duet maut," seru pengurus yang lain.

Nasdem Malah Ditinggal Pemilih Nasionalis Usai Usung Anies Baswedan

Dinamika menuju Pemilu 2024 terus menghangat, dengan manuver partai-partai politik membangun koalisi dan menggulirkan nama-nama capres yang bakal diusung.

Paling awal adalah terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diinisiasi Golkar, PAN, dan PPP.

Masuknya ketua umum PAN ke dalam pemerintahan membuat semua pimpinan KIB berada dalam barisan pendukung Presiden Jokowi.

Hal itu memperkuat dugaan bahwa KIB bakal menjadi kekuatan politik Jokowi dan mendukung capres penerus Jokowi pasca-2024.

Tetapi KIB sendiri belum memunculkan nama-nama capres yang definitif.

Sebaliknya dengan NasDem yang mengusulkan sekaligus tiga nama dalam rakernas, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andika Perkasa.

Di luar poros KIB, belum ada koalisi yang resmi terbentuk.

Meskipun telah mempunyai capres, NasDem masih melakukan penjajakan terutama dengan PKS dan Demokrat.

Sementara itu PKB semakin gencar mendekati Gerindra, yang hampir pasti bakal mengusung Prabowo Subianto.

Pembentukan koalisi tak terhindarkan mengingat masih berlakunya ketentuan ambang batas pencalonan presiden (PT) sebesar 20 persen.

Partai-partai juga berharap bisa mendapatkan coattail effect dengan mengusung capres-cawapres yang berpeluang menang dalam Pilpres.

Tetapi temuan survei yang dilakukan Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan setelah mengusung Anies sebagai salah satu capres, elektabilitas NasDem justru merosot tajam menjadi 2,1 persen.

Padahal hingga tiga bulan lalu, NasDem masih mampu mengamankan posisi dengan meraih elektabilitas di atas ambang batas parlemen sebesar 4 persen.

Anjloknya dukungan terhadap Nasdem berbanding terbalik dengan kenaikan elektabilitas partai-partai nasionalis lainnya.

PDIP misalnya, tetap unggul pada peringkat pertama dan mengalami kenaikan elektabilitas menjadi 19,5 persen, disusul Gerindra sebesar 13,2 persen dan Golkar 8,8 persen.

Tampak terjadi pergeseran pemilih nasionalis meninggalkan NasDem setelah mencapreskan Anies.

“Keputusan mengusung Anies sebagai capres membuat NasDem ditinggal oleh sebagian pemilih nasionalis,” ungkap Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K. dalam pernysa, pada Kamis (4/8/2022).

Di antara tiga partai yang berpeluang mengusung Anies, hanya PKS yang tampak menikmati kenaikan elektabilitas.

PKS meraih elektabilitas 6,0 persen, di bawah PKB (7,1 persen).

Sedangkan Demokrat cenderung stagnan (5,3 persen), di bawah PSI (5,6 persen).

Menurut Okta, keputusan Nasdem mencapreskan Anies belum tentu sudah bersifat final.

Masih ada dua nama lain, yang semuanya bukan dari internal NasDem.

Foto : Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Tangkapan video tribunnews.com)

Partai-partai masih berharap bisa mengusung capres dari internal, termasuk PKS dan Demokrat.

Terakhir, PKS berupaya melakukan judicial review meminta Mahkamah Konstitusi untuk mengubah ketentuan tentang PT 20 persen.

“Mencapreskan Anies merupakan strategi Nasdem untuk memimpin poros koalisi di luar PDIP, Gerindra, dan Golkar,” tandas Okta.

Sementara itu elektabilitas mitra koalisi KIB dua-duanya masih berada di bawah ambang batas parlemen, yaitu PPP (2,7 persen) dan PAN (2,3 persen).

Turunnya elektabilitas NasDem membuat posisinya setingkat di atas Perindo (1,5 persen).

Berikutnya ada partai-partai politik baru, yaitu Gelora (1,3 persen) dan Ummat (1,0 persen). Sisanya di bawah 1 persen, partai-partai baru lainnya total didukung 1,0 persen, dan tidak tahu/tidak jawab 21,4 persen.

“Peta koalisi dan bursa capres masih sangat dinamis, termasuk pertimbangan NasDem untuk mengusung Anies,” pungkas Okta.

Sejauh ini Anies masih menjadi figur sentral di kubu oposisi pemerintahan Jokowi, dan kerap dirangkul untuk meningkatkan posisi tawar dalam politik.

Survei CPCS dilakukan pada 22-27 Juli 2022, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka.

Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved