Liga Italia
Stefano Pioli Makin Leluasa Ubah Taktik Sesuai Lawan, Charles De Ketelaere dan Yacine Adli Kunci
Berkekad mempertahankan scudetto, AC Milan menambal beberapa posisi yang dianggap belum optimal di musim lalu. Beberapa pemain yang memilih hengkang
Meski memiliki kemampuan teknis yang di atas rata-rata, Yacine Adli tidak sombong dan merasa lebih unggul daripada yang lain.
“Dia tidak berpikir dia lebih baik daripada yang lain karena bakatnya, tetapi dia selalu berusaha untuk berkembang.
“Dia tidak hanya baik dalam hal teknis. Kita berbicara tentang seorang pemain yang berlari dan bekerja untuk tim.
“Semua karakteristik yang membuatnya diapresiasi oleh pelatih dan rekan satu tim.”
Baca juga: Baru Terungkap Ternyata Bharada E Nyaris Jadi Atlet Panjat Tebing Manado Sulawesi Utara
Baca juga: 25 Polisi Tidak Profesional Tangani Kasus Kematian Brigadir J, Tiga Diantaranya Jenderal Bintang 1
Charles De Ketelaere Multitalenta Bermental Juara
Pemain rekrutan baru AC Milan, Charles De Ketelaere, memiliki segudang bakat di bidang olahraga. Salah satunya ialah tenis, yang nyaris menjadi pilihan hidupnya jika tak berkarier di sepak bola.
Charles De Ketelaere dikenal sebagai pesepak bola bertalenta yang memiliki fleksibilitas luar biasa di lapangan.
Di Club Brugge, Charles De Ketelaere pernah dimainkan di nyaris semua posisi pada sepertiga lapangan akhir.
Dia melakoni peran sebagai penyerang utama, penyerang bayangan (second striker), penyerang sayap kanan dan kiri, gelandang serang di belakang striker utama (trequartista), gelandang kiri, hingga gelandang sentral.
Mundur sedikit, pemuda berusia 21 tahun itu bahkan pernah pula menjadi bek sayap kiri hingga bek tengah di tim junior Brugge karena didukung postur menjulang (192 cm).
'Keserakahan' bakat Charles De Ketelaere rupanya merambah ke talenta yang dia miliki dalam cabang selain sepak bola.
Oleh pelatihnya di tim junior, Birger Van de Velde, keserakahan ini dimaknai positif karena menandakan CDK bersungguh-sungguh di setiap hal yang digelutinya.
Pemain kelahiran Bruges, 10 Maret 2001, mungkin bisa saja merambah pentas Wimbledon sesuai keinginan sang ibu, Isabelle De Cuyper, karena prestasinya di cabang tenis.
De Ketelaere ialah juara tenis nasional pada usia 10 tahun, dan dikenal sebagai salah satu pemain junior terbaik di Belgia saat itu.
"Mungkin termasuk satu dari peringkat 3-4 terbaik," kata Van de Velde, dikutip BolaSport.com dari Het Laatste Nieuws.