Liga Italia
Stefano Pioli Makin Leluasa Ubah Taktik Sesuai Lawan, Charles De Ketelaere dan Yacine Adli Kunci
Berkekad mempertahankan scudetto, AC Milan menambal beberapa posisi yang dianggap belum optimal di musim lalu. Beberapa pemain yang memilih hengkang
"Charles sangat bagus dalam semua hal. Suatu saat kami mengikuti turnamen, di mana kami bermain sepak bola, bisbol, judo, kubb (semacam permainan lempar), rugbi, handball, dan hoki. Dia yang terbaik dalam segalanya."
"Antara sekolah dan latihan, dia sangat sibuk. Lima-enam hari olahraga per minggu. Mustahil untuk melanjutkannya."
"Di tenis, dia salah satu yang terbaik. Dia berkeliling ke penjuru Belgia untuk tampil di turnamen."
"Namun, saya selalu berpikir, dia memiliki sesuatu yang lebih di sepak bola."
"Jadi, saya berbicara kepada ibunya. Saya membuatnya memahami dengan segala cara bahwa Charles akan mempunyai masa depan (di sepak bola)."
"Dia mendengarkan saya dan itu menjadi titik baliknya," kenang Van de Velde.
Charles De Ketelaere memang sangat menghayati tatkala bermain tenis dahulu.
Sampai-sampai dia merasa terlalu meresapi hingga emosinya meluap-luap.
"Rasanya lebih terkonfrontasi jika Anda kalah. Berkata kasar, membanting raket," katanya.
"Dalam sepak bola lebih mudah untuk mencari alasan saat sesuatu tidak beres, di tenis semuanya selalu tentang kesalahan Anda sendiri," ujar De Ketelaere dalam sebuah wawancara di HLN.
Sang ibu, Isabelle, awalnya berharap Charles De Ketelaere menjadi atlet tenis dan tampil di pentas sebesar Wimbledon.
Acuannya ialah legenda tenis putri Belgia, Kim Clijsters.
Namun, dia menyadari talenta besar anaknya bakal berkembang lebih pesat di sepak bola.
"Dia menjadi juara nasional, tapi tiba-tiba berkata 'saya tak ingin main tenis lagi'," ucap Isabelle, yang dikenal sangat dekat dengan Charles.
"Jika Anda menyadari (anak) tak lagi merasa senang dengan itu, tak masuk akal untuk tetap memaksanya," imbuh Isabelle.
Keputusan berat, tetapi terbukti benar karena Charles De Ketelaere tak butuh waktu lama mengimplementasikan bakat besarnya menjadi prestasi di sepak bola.
Pada musim panas 2019, pria yang mendalami studi ilmu hukum itu terpilih sebagai 1 dari 7 pemain akademi Club Brugge yang dipromosikan ke tim utama.
Selanjutnya, tahap demi tahap kenaikan karier yang pesat dijalaninya.
Charles De Ketelaere menjadi pahlawan lokal di klub yang diidolakannya dengan total penampilan 120 partai, plus ukiran 3 gelar Liga Belgia secara beruntun.
Sekarang kepindahan menuju klub juara Liga Italia, AC Milan, merupakan satu lagi eskalasi besar dalam kariernya.
Setelah melalui negosiasi alot, AC Milan merekrut CDK seharga total 36 juta euro plus bonus.
Di San Siro, pemain jangkung berambut pirang ini menyetujui kontrak lima tahun dengan upah 2,2 juta euro per musim. (oln/*/bolasport)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Berita Milan, Taktik Bunglon Pioli, Charles De Ketelaere dan Yacine Adli Bikin Rossoneri Tak Terbaca,https://www.tribunnews.com/superskor/2022/08/05/berita-milan-taktik-bunglon-pioli-charles-de-ketelaere-dan-yacine-adli-bikin-rossoneri-tak-terbaca?page=all.