Brigadir J Tewas
Baru Terungkap, Kuasa Hukum Bharada E Sebut: 'Harusnya Bharada E Diperlakukan Bak Pahlawan'
Andreas kuasa hukum Bharada E tanggapi spekulasi yang menyudutkan clientnya. Andreas menyebut harusnya Bharada E diperlakukan seperti pahlawan.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus tewasnya Brigadir Yosua alias Brigadir J pada 8 Juli 2022 lalu dinilai banyak kejanggalan dari berbagai pihak terutama keluarga.
Insiden berdarah yang dinilai janggal ini menimbulkan banyak spekulasi di masyarakat.
Apalagi hingga kini pihak yang berwajib belum juga menentukan tersangka dalam insiden penembakan ini.
Terbaru, Andreas Nahot Silitonga selaku kuasa hukum Bharada Eliezer alias Bharada E pun menanggapi terkait isu-isu dan spekulasi di masyarakat.

Baca juga: Sosok Andreas Nahot Silitonga, Kuasa Hukum Bharada E, Tanggapi Tegas Pernyataan Pengacara Brigadir J
Baca juga: Batal Datangi LPSK Kuasa Hukum Ungkap Kondisi Putri Candrawathi Usai 25 Hari Insiden: Masih Trauma
Seharusnya, kata Andreas, Bharada E diperlakukan sebagai pahlawan.
Karena ada tuduhan yang menyudutkan kepada Bharada E sebagai tersangka kasus baku-tembak dengan Brigadir J.
Andrea menuturkan Bharada E telah menyelamatkan nyawa orang lain, yang tidak lain adalah istri Irjen Pol Ferdy Sambo, Putri Candrawathi saat mendapatkan pelecehan seksual.
Atas praduga itu, Andreas siap mengawal kasus ini bahkan sampai ke pengadilan.
"Yang pasti kebenaran ini akan muncul pada akhirnya. Sampai pengadilan pun kita tak ada masalah untuk membuktikan itu semua, semua fakta sudah kami tampilkan kepada pihak yang berwenang."
"Dan kami sangat mengharapkan proses hukum ini hubungi segera cepat berlalu ya
"Karena ya sekarang klien kami ini udah kayak apa ya, sudah terhukum sebenarnya, padahal seperti yang saya bilang tadi, dia seharusnya diperlakukan sebagai pahlawan," kata Andreas dikutip dari tayangan Kompas Tv, Senin (1/7/2022).
Bharada E, kata Andreas, memang menjadi orang yang selamat dalam insiden tembak-menembak ini.
"Dan tak ada yang lebih mulia dari menyelamatkan nyawa orang dan menyelamatkan nyawanya dia sendiri."
"Karena pilihannya saat cuman salah satu, ya katakan dalam proses tembak-menembak ini cuman satu yang bisa hidup, katakanlah seperti itu."
"(Tinggal) dia atau yang lainnya (Brigadir J), nah kebetulan (kasus) ini yang selamat dia (Bharada E), dan faktanya juga terjadi pelecehan seksual."