Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Penembakan Istri TNI

Akhirnya Terungkap Fakta Baru Terkait Kopda M, Bayar Eksekutor untuk Bunuh Istrinya Demi Selingkuhan

Kopda Muslimin memberikan upah Rp 120 juta ke lima pembunuh bayaran pakai uang mertua setelah menembak istrinya.

Editor: Tesalonika Geatri
Dok HO/Tribunnews.com
Fakta Baru Terkait Kopda M, Bayar Eksekutor untuk Bunuh Istrinya Demi Selingkuhan 

Siasat keji Kopda Muslimin atau Kopda M mencoba menghabisi istrinya, Rina Wulandari di Kota Semarang akhirnya terungkap.

Pelaku memerintahkan orang suruhannya bernama Sugiyono alias Babi untuk membunuh istrinya.

Caranya mulai meracun istrinya memakai air kecubung hingga melakukan santet.

Namun, seluruh usaha Kopda M menghabisi nyawa istrinya berujung kegagalan.

Terakhir, ia menyuruh orang suruhannya menembak sang istri.

"Sebulan yang lalu keterangan Babi (Sugiyono) diperintahkan untuk meracun menggunakan air kecubung. Kemudian mencuri targetnya istrinya (Kopda Muslimin) mati. Ketiga santet," kata Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi.

Kopda Muslimin pun kini berstatus buron setelah istrinya ditembak orang suruhannya.

Diketahui, Rina Wulandari ditembak oleh eksekutor di Jalan Cemara IIII RT08/RW03 Kelurahan Padangsari Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, beberapa hari lalu.

Ihwal aksi penembakan yang dilakukan eksekutor suruhan Kopda Muslimin di Banyumanik, ternyata itu telah direncanakan Kopda Muslimin sejak sebulan yang lalu.

Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan berdasarkan keterangan tersangka Sugiono, Kopda Muslimin telah merencanakan menyingkirkan istri sah demi wanita idaman lain.

Kenekatan Kopda Muslimin alias Kopda M nyatanya sama sekali tak dihargai oleh wanita selingkuhannya. (Kolase Tribun Jakarta/Kompas TV)
Menurut Kapolda, keterangan tersangka tersebut belum dilakukan kroscek dengan suami korban.

Pihaknya saat ini sedang memburu keberadaan suami korban selaku dalang penembakan.

"Tetapi perencanaan ini timbul sebelum eksekusi dilakukan dengan menyiapkan senjata, rapat mematangkan rencana, dan membuntuti korban. Sebelumnya dilakukan upaya lain yaitu membela pacarnya, menyantet, pura-pura maling, dan terakhir ditembak," tutur dia.

Tetangga kaget

Ketua RT 2 RW 1, Abidin (43) mengatakan, Kopda Muslimin jarang datang ke Kendal untuk menemui orangtuanya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved