Hari Bhayangkara 2022
Sosok Jenderal Hoegeng Tokoh Militer dengan Segudang Tanda Jasa, Mantan Kapolri di Era Soeharto
Jenderal Hoegeng merupakan tokoh militer Indonesia yang lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, 14 Oktober 1921.
Hoegeng pun sempat disuap oleh utusan seorang bandar judi ketika dirinya mendapat perintah pindah tugas ke Sumatera Utara pada tahun 1955.
Pada saat itu, kedatangan Hoegeng langsung disambut oleh seorang utusan bandar judi ketika dirinya baru saja sampai Pelabuhan Belawan.
Ketika bertemu, utusan bandar judi itu mengatakan bahwa telah disediakan mobil mewah dan rumah bagi Hoegeng.
Namun Hoegeng pun menolak secara halus dan mengatakan lebih memilih bermalam di Hotel De Boer sembari menunggu rumah dinasnya sudah tersedia.
Usaha penyuapan pun tidak sampai di situ.
Hal ini dibuktikan saat rumah dinas Hoegeng tersedia, barang mewah pun telah memenuhi ruangan rumahnya dari kulkas, piano, hingga sofa mahal.
Hanya saja bukannya menerima, Hoegeng justru memerintahkan polisi pembantunya dan kuli angkut untuk mengeluarkan barang-barang itu dari rumahnya dan diletakan di depan rumah.
Menjadi Pengatur Lalu Lintas
Tidak hanya anti suap, Hoegeng juga dikenal peduli pada masyarakat.
Hal tersebut dibuktikan saat dirnya masih turun tangan untuk mengatur lalu lintas meski telah menjabat sebagai Kapolri.
Menurutnya, seorang polisi adalah pelayan masyarkat dan itu harus dilakukan oleh siapapun dari pangkat terendah sampai tertinggi.
Dijadikan Guyonan Gus Dur
Prinsip Hoegeng yang tidak menerima suap atau melakukan tindakan korupsi membuat Presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur memiliki guyonan bagi mantan Kapolri tersebut.
Dikutip dari Kompas TV, Hoegeng merupakan polisi jujur seperti halnya patung polisi dan polisi tidur.
Baca juga: Masih Ingat Badrodin Haiti Mantan Kapolri? Dulu Sempat Jadi Komisaris BUMN, Begini Kabarnya Kini
Bukan tidak bermaksud mengejek, justru perkataan guyonan Gus Dur itu adalah bentuk pujian kepada Hoegeng.