Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Internasional

Pemandangan Menjijikan di KTT G7 Jika Para Presiden Buka Baju, Putin Balas Sindiran PM Inggris

Saat duduk bersama di sebuah meja bundar, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melontarkan candaan yang membuat para pimpinan negara lain tertawa

Editor: Finneke Wolajan
AFP Photo/ Sputnik/Alexey Nikolsky
Foto Presiden Rusia Vladimir Putin saat memancing di sebuah danau di Siberia di tahun 2017. Terbaru, selama perang Rusia dan Ukraina berlangsung, sosok Putin kerap diterpa kabar miring. 

Awalnya, forum tersebut bernama G6, dengan enam negara anggota yang bertemu di Kastil Rambouillet, Prancis pada 1975.

Saat itu, mereka membahas ancaman resesi akibat kenaikan harga minyak yang pasokannya dibatasi oleh negara-negara penghasil minyak (OPEC).

Kanada baru bergabung pada tahun 1976, sehingga nama forum ini berubah menjadi G7.

Kemudian, tahun 1998 Rusia sempat bergabung, sehingga nama forum ini menjadi G8, namun negara itu keluar setelah menginvasi Krimea pada 2014.

Lantas, mengapa tahun ini Indonesia diundang dalam forum tersebut?

Forum ini rupanya tak lepas dari kritik kelompok masyarakat sipil karena dinilai memperbesar kesenjangan antara negara maju dengan negara berkembang.

Meskipun G7 hanya mewakili sepuluh persen populasi dunia namun kelompok G7 ini menguasai 45 persen perekonomian global.

Oleh karena itu, dalam beberapa tahun terakhir, G7 mengungang wakil-wakil negara berkembang untuk hadir dan bersuara.

Tahun ini, Jerman selaku negara Presiden G7 mengundang empat negara untuk hadir.

Yaitu Indonesia sebagai Presiden G20, Afrika Selatan, Argentina, India dan Senegal mewakili suara negara-negara berkembang.

Selain itu, Uni Eropa juga selalu diundang sebagai pengamat.

Tema-tema pembicaraan biasanya disiapkan oleh negara presidensi.

Ada tema umum yang selalu menjadi pembahasan, yakni situasi keuangan dan perekonomian global.

Beberapa tahun terkahir G7 juga membahas situasi keamanan, migrasi dan perubahan iklim.

Tahun ini, perang di Ukraina dan masalah pangan menjadi sorotan.

Pertemuan ini tak lepas dari protes kelompok-kelompok masyarakat sipil yang menuntut agar negara-negara kaya tidak hanya memberi bantuan kepada negara-negara minskin, namun juga mengatasi kesenjangan dan memerangi penyebab ketimpangan itu demi membentuk dunia yang lebih adil. (DW/Kompas.TV/Tribunnews.com)

Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dan di Tribunnews.com

Sumber: TribunWow.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved