Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nasional

Indonesia Negara Ketiga dengan Kasus Kusta Terbanyak, Sulut Belum Capai Eliminasi Kusta

Indonesia merupakan negara ketiga penyumbang terbanyak kasus kusta di dunia. Penyakit kusta memang kompleks dan harus segera ditangani.

Editor: Isvara Savitri
int
Ilustrasi Kusta. Indonesia menjadi negara ketiga penyumbang terbanyak penyakit kusta di dunia. 

Akibat dari stigma ini, pasien kusta tidak dapat melanjutkan pendidikan, sulit mendapat pekerjaan, bahkan dikucilkan.

Sehingga pasien dengan penyakit kusta makin sulit dideteksi ataupun diobati.

"Masih banyak kejadian ada anak sekolah yang harus keluar karena ada kusta, guru tidak boleh mengajar lagi. Seharusnya orang yang pernah mengalami kusta dirangkul dan diberi kesempatan yang sama," ungkapnya.

Dokter Christina menyampaikan, pengobatan kusta dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk puskesmas.

Adapun biaya pengobatannya gratis, dan akan disokong hingga pasien sembuh.

Baca juga: Tempuh Rute Sepanjang 21 K, Kapolda Bali dan Istri Ramaikan Indonesia Internasional Marathon 2022

Baca juga: LIVE STREAMING MotoGP Belanda 2022, Duel Francesco Bagnaia Lawan Fabio Quartararo di Posisi Depan

Oleh sebab itu, masyarakat diminta untuk berobat sedini mungkin di puskesmas agar tidak menyebabkan keparahan penyakit.

"Situasi di masyarakat, mereka masih mendengar mitos banyak yang masih mengatakan bahwa kusta penyakit kutukan, keturunan, guna-guna," jelas Christina.

"Faktanya penyakit kusta menular, menahun, penyebabnya kuman. Kumannya Mycobacterium leprae, satu keluarga dengan TBC tapi kusta tidak seganas TBC dan bisa sembuh tentunya," lanjutnya lagi.

Upaya mengurangi penularan kusta

Mengutip laman Kemenkes, Kamis (3/2/2022) gejala kusta dapat berupa bercak putih dan merah, tidak ada rasa gatal dan sakit.

Sejumlah anak SD menjalani pemeriksaan kusta di Puskesmas Maelang, Bolmong, Rabu (31/1/2018).
Sejumlah anak SD menjalani pemeriksaan kusta di Puskesmas Maelang, Bolmong, Rabu (31/1/2018). (Istimewa)

Maka tak jarang, penderita kusta tidak menyadarinya.

Padahal, penyakit ini berpotensi menimbulkan kecacatan apabila tidak segera diobati.

Menurut Christina ada beberapa poin untuk mencapai zero transmission atau penularan kusta di Indonesia, di antaranya:

  • Peningkatan kapasitas petugas: untuk memonitor perkembangan kusta dari mulai kabupaten, provinsi, pusat, dan puskesmas.
  • Desa sahabat kusta: mengubah perilaku masyarakat yang negatif terhadap kusta menjadi berperilaku positif. Jadi, tidak ada lagi pasien yang dikucilkan atau disingkirkan.
  • Pemberian obat pencegahan kusta (kemoprofilaksis): untuk meminimalkan penularan kusta.
  • Penanggulangan kusta di perkotaan dan daerah terpencil: merangkul dokter praktek mandiri untuk membantu kalau ada pasien yang memiliki ruam, agar bisa merujuk ke puskesmas. Melakukan skirining di desa terpencil, sekaligus adanya pemantauan konsumsi obat masyarakat.

Dia menyebut, mereka yang berkontak serumah, sembilan kali lebih tinggi tertular kusta.

Kemudian, tetangga yang tinggal dekat enam kali lebih tinggi, dan kontak sosial empat kali lebih tinggi bila berkontak dengan pasien kusta yang belum diobati.

Baca juga: Pantas Banyak Janda di Rusia, Ternyata Ini yang Terjadi Dengan Wanita di Sana

Baca juga: Gempa Terkini Guncang Banten Minggu 26 Juni 2022, Baru Saja Guncangan di Darat, Info Terkini BMKG

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved