Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

50 Jendral Ukraina Tewas Seketika Dihantam Rudal Kalibr Rusia, NATO Tetap Dukung

Akibat terkena hantaman rudal tersebut sebanyak 50 orang jendral Ukraina tewas seketika.

Editor: Alpen Martinus
AFP
Mayat di Ukraina Bergelimpangan. Diseret Gerombolan Anjing. Rudal Rusia Tak Berhenti Siang Malam. 

"Serangan ke arah Sievierodonetsk berkembang dengan sukses," ujar Igor Konashenkov.

Dia mengatakan, pemukiman Metyolkine di pinggiran timur kota, telah diambil.

"Angkatan bersenjata Federasi  Rusia terus menyerang sasaran militer di wilayah Ukraina," ungkapnya.

Sementara itu, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan, militer Ukraina menghancurkan beberapa peluncur roket ganda Rusia dengan artileri.

Lalu, ada lebih dari 1.000 tentara Rusia yang ditahan di Ukraina.

Rusia Melanjutkan Pemboman

Di kota kembar Lysychansk di Severodonetsk, bangunan tempat tinggal dan rumah pribadi telah dihancurkan oleh serangan  Rusia.

Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Luhansk, Serhiy Haidai.

“Orang-orang sekarat di jalanan dan di tempat perlindungan bom,” ujarnya, Minggu, seperti diberitakan Al Jazeera.

Ia mengatakan, 19 orang telah dievakuasi pada hari Minggu.

“Kami mengelola untuk membawa bantuan kemanusiaan dan mengevakuasi orang sebaik mungkin,” kata Haidai.

Di kota terbesar kedua Ukraina Kharkiv, barat laut Luhansk, kementerian pertahanan Rusia mengatakan, rudal Iskandernya telah menghancurkan persenjataan yang baru-baru ini dipasok oleh negara-negara Barat.

"Pasukan Rusia berusaha mendekati Kharkiv, yang mengalami penembakan intens di awal perang, dan mengubahnya menjadi kota garis depan," kata seorang pejabat kementerian dalam negeri Ukraina.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mendesak negara-negara Barat pada hari Minggu bahwa mereka harus siap menawarkan dukungan militer, politik, dan ekonomi jangka panjang kepada Kyiv selama perang yang dapat berlangsung bertahun-tahun.

“Kami tidak boleh melemah dalam mendukung Ukraina, bahkan jika biayanya tinggi, tidak hanya dalam hal dukungan militer tetapi juga karena kenaikan harga energi dan pangan,” ujar Stoltenberg kepada surat kabar harian Jerman Bild.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Like and Subscribe :

Artikel ini telah tayang di PosBelitung.co

Sumber: Pos Belitung
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved