Sejarah
Jadi yang Pertama Bawa Kabar Wafatnya Soeharto, Dicky Sondani Akui Tak Bisa Bohong
Kabar meninggalnya Soeharto justru datang dari Kapolsek Kebayoran Baru, Dicky Sondani. Ia mengungkapkan kesaksiannya.
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Wafatnya Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto, beberapa tahun lalu cukup mengejutkan.
Pasalnya, kabar wafatnya Soeharto pertama kali datang justru bukan dari keluarga maupun pejabat.
Kabar tersebut dibawa oleh Kapolsek Kebayoran Baru, Dicky Sondani.
Berikut kesaksian Dicky pada ddetik-detik Soeharto meninggal dunia.
Ia tak bisa berbohong saat tiba-tiba diserbu ratusan wartawan yang sudah mencium gerak-gerik sang Kapolsek.
Saat menjelang Soeharto wafat, Dicky Sondani memang sibuk mengatur pasukan gabungan untuk berjaga di sekitar rumah sakit.
Berikut rangkuman pengakuannya melansir dari Kompas.com dalam artikel 'Penuturan Dicky Sondani, Kapolsek yang Jadi Saksi Detik-detik Wafatnya Soeharto...'.
1. Kondisi Soeharto sempat membaik
Sabtu, 26 Januari 2008 malam, sehari sebelum Soeharto meninggal, Dicky pulang ke kantornya di Mapolsek Kebayoran Baru.
Ia hendak beristirahat setelah seharian berada di RSPP yang hanya berjarak satu kilometer.
Saat itu, Dicky merasa sedikit lelah lantaran dua pekan lamanya tidak pulang ke rumah.
Ia harus siaga di RSPP dan tetap mengawasi wilayah hukumnya.
Namun, malam minggu itu, Dicky bisa sedikit bernapas lega.
Sebab, ia baru bertemu dengan dokter Pak Harto yang menyatakan kondisi Presiden kedua RI itu membaik.
"Dia bilang kondisi Pak Harto meningkat dan semakin baik. Bahkan, dia memperkirakan hari Selasa itu sudah bisa duduk bagus," tutur Dicky saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (26/1/2016) malam.
