Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Alasan Brigadir Rangga Tianto Tembak Bripka Rahmat Tujuh Kali Hingga Tewas, Masalah Tahanan

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, penembakan itu dipicu dari penahanan FZ yang diduga sebagai pelaku tawuran.

Editor: Alpen Martinus
Ilustrasi Grafis/Tribun-Video.com
Ilustrasi Polisi. 

TRIBUNMANADO.CO.ID- Kepolisian Republik Indonesia (Polri) kembali kehilangan anggotanya.

Mirisnya anggota polisi bermana Bripka Rahmat Effendy tewas di tangan rekan polisi.

Alasan penembakan tersebut pun hanya persoalan tahanan.

Baca juga: Gadis 13 Tahun Jadi Korban Bejat Ayah Kandung hingga Hamil, Setelah Ditangkap Polisi Baru Menyesal


Oknum Polisi Tembak Rekannya sendiri hingga tewas (kolase.Grid.id)

Seorang oknum polisi diamankan setelah menembak rekannya sendiri hingga tewas.

Aksi penembakan oknum polisi Brigadir Rangga Tianto pada rekannya, Bripka Rahmat Effendy, itu dipicu karena penangkapan remaja yang diduga sebagai pelaku tawuran.

Melansir Kompas.com,Brigadir Rangga Tianto melepaskan tembakan pada Bripka Rahmad Effendy pada Kamis (25/7/2019) malam di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

Sebelum penembakan terjadi, Brigadir Rangga Tianto dan Bripka Rahmad Effendy sempat berdebat.

Baca juga: Kronologi Kasus Pembunuhan di Malalayang Manado Menurut Polisi

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, penembakan itu dipicu dari penahanan FZ yang diduga sebagai pelaku tawuran.

Kronologi bermula ketika Bripka Rahmat menahan FZ.

Namun Brigadir Rangga berusaha untuk melepasakannya.

Baru kemudian diketahui bila FZ merupakan keponakan Rangga.

Baca juga: Lerai Keributan, Polisi Ini Malah Ditabrak dengan Mobil hingga Terseret 5 Meter, Begini Kondisinya

Ketua RT 004 RW 003 Tapos, Depok, Sadikin mengatakan, sebelum penembakan itu, terjadi tawuran di Lapangan Sanca, Tapos, Depok.

Sadikin tahu tentang tawuran tersebut dari informasi warganya.

Menurut Sadikin, warga menemukan FZ terlibat tawuran.

"Saya sempat dapat info ada kenakalan remaja. Lalu anak itu (FZ) ditemukan warga dan dibawa ke Bripka Rahmat Effendy," kata Sadikin di Jalan Makam, Tapos, Jumat.

Saat diperiksa ternyata FZ membawa celurit. FZ dibawa Bripka Rahmat Effendy dan warga ke Polsek Cimanggis untuk membuat laporan polisi.

Ia menjelaskan bahwa Brigadir Rangga dengan FZ punya hubungan kerabat, yaitu paman dan keponakan.

"Jadi ibunya FZ, kakaknya (dari) istri Rangga, masih saudara," kata dia.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono sebelumnya telah mengatakan, peristiwa penembakan Rahmat oleh Rangga memang dipicu masalah pelaku tawuran, yaitu FZ.

Argo mengatakan, Bripka Rahmat yang merupakan anggota Samsat Polda Metro Jaya mengamankan FZ beserta barang bukti berupa celurit ke Polsek Cimanggis.

Orangtua FZ kemudian mendatangi Polsek Cimanggis ditemani Brigadir Rangga dan Brigadir R.

Mereka meminta FZ dibebaskan agar dapat dibina orangtuanya sendiri.

Namun, permintaan itu ditolak Rahmat dengan nada tinggi.

Menurut Argo, hal itu menyulut emosi Rangga.

Polisi itu kemudian pergi ke ruangan lain yang bersebelahan dengan ruang Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Cimanggis untuk mengambil senjata api jenis HS 9.

"Dia (Rangga) lalu menembak Bripka RE sebanyak tujuh kali tembakan pada bagian dada, leher, paha, dan perut," ungkap Argo. 

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved