Berita Heboh
Siswi SD di Samarinda Diusir Gurunya, Bocah 10 Tahun Itu Hanya Bisa Peluk Tas dan Menangis
Sambil memeluk tasnya, Musdalifah membawa perasaan hancurnya dan kembali pulang ke rumah.
Guru yang emosional itu langsung meminta Musdalifah pulang dan memanggil orangtua atau walinya.
Bukan cuma guru, teman-teman sekolah yang mengetahui ulah Musdalifah pun ikut menyoraki sang bocah.
Gara-gara diminta pulang dan dibully teman-temannya, Musdalifah segera keluar dari kelas seraya menangis.
Sambil memeluk tasnya, Musdalifah membawa perasaan hancurnya dan kembali pulang ke rumah.
Musdalifah Tak Punya Ponsel
Bukan tanpa alasan bocah berambut sebahu itu tak memiliki ponsel yang memadai untuk belajar online.
Selama ini Musdalifah ternyata hidup dalam keterbatasan.
Terlebih Musdalifah dan adiknya, Merlin (9) merupakan anak piatu.
Keduanya ditinggal ibunya sejak 3 tahun lalu.
Sementara ayah Musdalifah dipenjara karena terjerat kasus pidana.
Tinggal bersama sang tante Siti Munawarah, Musdalifah harus hidup prihatin.
Sebab sang tante mempunyai empat anak yang juga harus dihidupi.
Tinggal di rumah kayu sederhana di Jalan Pangeran Bendahara, Gang Pertenunan, Kelurahan Tenun, Kecamatan Samarinda Seberang, Musdalifah hidup bersama tante, om, dan 4 sepupu, serta adiknya.
Terkait nasib Musdalifah, Siti Munawarah mengurai fakta di balik keponakannya yang jarang mengikuti sekolah online.
"Dia punya HP. Tapi sering error. Mati hidup mati hidup saat belajar online sampai rusak, enggak bisa pakai lagi," kata Siti Munawarah dilansir dari Kompas.com, Rabu (8/6/2022).