Berita Nasional
Seorang Pensiunan ASN Tikam Mantan Istri dan Anak Tiri, Terancam Lewati Masa Tua Dibalik Jeruji Besi
Junaedi alias Eddy (60) terancam harus melewati masa tuanya di balik jeruji besi usai menikam mantan istri dan anak tirinya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang pensiunan ASN Dinas Kehutanan Kabupaten OKI harus berurusan dengan aparat hukum.
Hal ini karena nekat menikam mantan istri dan anak tirinya.
Junaedi alias Eddy (60) terancam harus melewati masa tuanya di balik jeruji besi.
Baca juga: UPDATE: Pencarian Anak Ridwan Kamil Dipersempit, Namun Terhambat Air Keruh karena Lelehan Salju
Baca juga: Pantas Putri Delina Marah dan Suruh Teddy Pardiana Kerja, Ternyata Begini Kelakuan Ayah Sambung
Tersangka mengaku sama sekali tidak merencanakan perbuatan tersebut.
"Saya khilaf, itu diluar perkiraan saya," ujarnya saat dihadirkan dalam rilis tersangka di Polsek Kalidoni Palembang.
Sekitar tiga pekan tersangka melarikan diri setelah menikam kedua korban.
Selama itu tersangka sengaja kabur ke kebun yang berada di kawasan OKI untuk bersembunyi.
Diketahui, tersangka nekat menikam Anita Rani (42) mantan istri sirinya serta Riski Alfarizi (22) yang merupakan anak dari Anita Rani dari pernikahan sebelum dengan tersangka.
Miris, perbuatan itu dilakukan di halaman sekolah F (7) yang tak lain anak dari Anita dan tersangka.
Tepatnya di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Ar Ridho yang terletak di jalan KH A Rozak Lorong Madiun Kelurahan Kalidoni Kecamatan Kalidoni Palembang, Rabu (11/5/2022).
Lebih dari tiga pekan buron, tersangka yang diserahkan keluarga ke kantor polisi mengaku sebelumnya bersembunyi ke kebun yang berada di kawasan Kabupaten OKI.
"Anak saya (F) langsung dititipkan ke rumah orangtua.
Memang selama ini dia tinggal di sana. Saya sendiri lari ke kebun di OKI, di sana saya pindah-pindah," ujarnya.
Tersangka sendiri enggan menjelaskan secara rinci alasan tega menusuk mantan istri dan anak tirinya tersebut sampai harus mendapat perawatan di rumah sakit.
Dia hanya menjelaskan bahwa perbuatan itu dilakukannya tanpa sengaja lantaran tersulut emosi.