Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Sitaro

Aktivitas Vulkanik Gunung Karangetang di Sitaro Meningkat

Peningkatan aktivitas kegempaan tersebut berlangsung sejak 26 Mei 2022 lalu dan dipicu adanya beberapa kali gempa terasa atau tektonik lokal.

Penulis: Octavian Hermanses | Editor: Rizali Posumah
tribunmanado.co.id/Octavian Hermanses
Ketua Pos PGA Karangetang, Yudi Tatipang saat melakukan pemantauan visual dari Kampung Pehe Kecamatan Siau Barat. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Gunung Api Karangetang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro Provinsi Sulawesi Utara kembali menunjukan peningkatan aktivitas vulkanik.

Peningkatan aktivitas kegempaan tersebut berlangsung sejak 26 Mei 2022 lalu dan dipicu adanya beberapa kali gempa terasa atau tektonik lokal.

"Ya, peningkatan aktivitas kegempaan terjadi sejak kemarin sore, tepatnya pukul 16.00 Wita," kata Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Karangetang, Yudi Tatipang, Jumat (27/5/2022).

Tatipang yang dijumpai sedang melakukan pengamatan visual dari Kampung Pehe Kecamatan Siau Barat menerangkan, selain gempa vulkanik, terjadi pula peningkatan gempa fase banyak.

"Gempa itu (fase banyak) menandakan adanya penambahan atau pertumbuhan kuba lava yang ada di puncak kawah utama maupun kawah dua," ujar Tatipang.

Dari hasil pengamatan visual yang dilakukan pasca peningkatan aktivitas kegempaan, Tatpiang melihat adanya perubahan topografi gunung di bagian puncak.

"Perubahan dimaksud adalah menjadi lebih tinggi dari sebelumnya," ungkap Tatipang.

Ia menyatakan adanya peningkatan aktivitas kegempaan ini belum mengubah status dari Gunung Api Karangetang yang sampai saat ini masih waspada level dua.

Sementara itu, berdasarkan laporan harian periode pengamatan 26 Mei 2022 pukul 00.00 Wita sampai 24.00 Wita diketahui adanya asap kawah bertekanan sedang hingga kuat teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 25-50 m di atas puncak kawah.

Untuk aktivitas kegempaan tercatat adanya hembusan sebanyak 19 kali dengan amplitudo 8-20 mm berdurasi 15-20 detik, Hybrid/Fase Banyak sebanyak 52 kali dengan amplitudo 40 mm, S-P 0 detik dengan durasi 16 detik.

Seterusnya Vulkanik Dangkal tercatat 1 kali dengan amplitudo 5 mm durasi : 7 detik, Vulkanik Dalam berjumlah 15 dengan amplitudo 30-75 mm, S-P 0.5-1 detik berdurasi 7-16 detik.

Sedangkab Tektonik Lokal terdeteksi sebanyak 10 kali dengan amplitudo 75 mm, S-P 4 detik berdurasi 16 detik, Terasa 2 kali amplitudo 75 mm, S-P 6.5 detik, durasi 47 detik, skala I-II MMI serta Tektonik Jauh berjumlah 9, amplitudo 30-70 mm, S-P : 12 detik, durasi 21-49 detik.

Dengan kondisi Gunung Karangetang saat ini masyarakat dan pengunjung/wisatawan diminta agar tidak mendekati.

Diimbau juga supaya tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 1.5 km dari puncak Kawah Dua dan Kawah Utama, serta area perluasan sektoral ke arah Barat sejauh 2.5 km serta sepanjang kali Malebuhe.

Selain itu, warga juga diingatkan untuk mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu dari penumpukan material lava sebelumnya.

Karena kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama kesektor selatan, tenggara, barat dan barat daya. (HER)

Informasi Terbaru, Realme Narzo 50 5G Resmi Masuk di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasi Lengkap

Chord Gitar dan Lirik Lagu The Dark Side - Muse

Harga Bumbu Dapur di Pasar Tradisional di Sitaro Alami Kenaikan


 
 
 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved