Hari Kartini 2022
Memahami Pemikiran Beragama Seorang Kartini
Atas akses pergaulannya, dia mencurahkan segala keresahannya dengan berkorespondensi dengan sahabat pena, yakni orang-orang Belanda.
Ia mengecam kepada pemerintah kolonial Belanda karena pengalaman hidupnya yang serba dibatasi oleh kontrol pemerintah, melarangnya untuk mempelajari Islam lebih jauh lagi.
"Namun, setelah pertemuannya dengan Kiai Sholeh Darat, Kartini mengalami transformasi spiritual khususnya tentang pendidikan dan kedudukan perempuan dalam Islam," jelasnya.
Pertemuannya dengan Kiai Sholeh Darat, memberi pemahaman kepada Kartini tentang ajaran Islam dan pendidikan wanita yang tak dapat dipisahkan.
Di sana, Ia memahami bahwa Islam sangat memuliakan kaum wanita.
Cerita hati Kartini melalui surat ternyata bukan hanya tentang kisah perjuangannya memperjuangkan emansipasi wanita dalam menuntut haknya.

Tentang perpecahan agama yang ia temui, Kartini berpedoman kepada ajaran untuk saling menolong dan membantu serta saling mengasihi, itulah dasar agama.
Agama yang diberikan Allah sebagai berkah bagi manusia, bukan malah menjadi perpecahan.
Dalam sebuah surat, Kartini pernah kecewa dengan perilaku sekelompok orang: "Kami merasa bahwa inti dari semua agama adalah hidup yang benar, dan bahwa semua agama itu baik dan indah. Akan tetapi, wahai umat manusia, apa yang kalian perbuat dengannya?"
Dalam surat-suratnya, Kartini menginginkan agar hubungan antar-manusia dan antar-bangsa tidak dipecah belah karena perbedaan agama.
Sebaliknya, agamalah yang harus menguatkan persatuan.
Setelah memahami hakikat 'universalitas beragama', Kartini menuliskan suratnya kepada Nellie van Kol: "Ia tidak seagama dengan kita, tetapi tidak mengapa. Tuhannya kita, Tuhan kita semua."
• AHY Sedih Lihat Rakyat Hidup Tertindas, Minta Kadernya Bantu Sesama di Bulan Ramadan
• Kecelakaan Maut Tadi Pukul 08.45 WIB, Sopir Angkot Tewas, Korban Menabrak Motor hingga Pohon
• Wagub Sulut Steven Kandouw Serahkan Penghargaan ke Perempuan Berjasa dan Berprestasi di Hari Kartini