Berita Bitung
Isi Pembicaraan Adriani Bawues Guru Honor dari Kota Bitung dengan Iriana Joko Widodo
Senyum Adriani terlihat saat dirinya berfoto dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bitung Eugenia Mantiri.
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Rizali Posumah
Riani sapaannya, berkutat di dunia pendidikan sejak tahun 2007, dan sudah sekitar 15 tahun lamanya hingga saat ini mengajar Agama.
Di SMPN 15 Satu Atap Kelurahan Dorbolaang Kecamatan Lembeh Selatan Kota Bitung.
Kepada Tribunmanado.co.id, Ibu dari Yorianto Mamuko, ingat butul awal ketika dirinya bisa terlibat dengan dunia pendidikan.
Waktu itu ceritanya, tahun 2007 diangkat oleh Kepala Sekolah Henny Lahinda untuk mengajar di sekolah, sementara dia tidak ada besic atau latar belakar mengajar sama sekali.
Maklum, dia mengaku lulusan SMKK jurusan Tata Busana sehingga sangat jauh hubungand an kaitannya dengan bidang pendidikan.
Di panggil hingga terimanya Adriani mengajar di SMPN 15 Satu Atap Kelurahan Dorbolaang, yang baru di bangun pada tahun 2006, karena pada saat itu minim sekali tenaga pengajar.
Mulai disitulah, dengan modal ijazah SMKK jurusan Tata Busana Adriani langsung diperhadapkan dengan mengajar semua mata pelajar.
“Pertama sekali masuk di kelas dan mengajar di Angkatan pertama, pelajaran matematika,” kenangnya.
Tak berhenti disitu, di tengah kesulitan tenaga pendidik di SMPN 15 Satu Atap Dorbolaang di Pulau Lembeh sosok jiwa tenaga pendidik dari Adriani di uji.
Bukan hanya mengajar di sekolah, dia juga naik rumah turun rumah menyambangi anak-anak yang putus sekolah di ajak bersekolah dan mau belajar di SMPN 15 Satu Atap.
Hal ini juga, katanya sejalan dengan program pemerintah mengharuskan dan mewajibkan anak-anak yang putus sekolah harus kembali bersekolah dan menerima serta mendapat pelajaran.
Proses itu, dia tidak hanya sampai naik turun rumah warga. Melainkan hingga ke perkebunan yang ada di Kelurahan Dorbolaang.
“Dan kami bersyukur dan berbangga, seperti pribahasa upaya tidak akan menghianati hasil.
Apa yang dilakukan pada waktu itu, hasilnya banyak anak didik sudah berhasil di bidang tugas dan tempat bekerja masing-masing,” kata dia.
Seiring dengan waktu, berbagai regulasi atau aturan di republik ini mengharuskan dan mewajibkan seluruh tenaga pengajar harus strata satu (S1) alias Sarjana.