Profil Tokoh
Sosok Letda Lena Simanjuntak, TNI AD Wanita yang Rela Tinggalkan Eropa Demi NKRI, Ajudan Jenderal
Mengenal sosok Letda Lena Simanjuntak, Korps TNI AD Wanita (Kowad) yang ikut Misi Perdamaian PBB. Perwira kecabangan Ajudan Jenderal.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok Letda Caj (K) Tri Hartuti Martalena Dame Simanjuntak atau Letda Lena, Prajurit Kowad yang rela tinggalkan mimpinya di Eropa demi jadi perwira TNI AD.
Anggota Kowad yang akrab dipanggil Lena ini lahir dan besar di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Dilansir dari Dispenad, Lena Simanjuntak merupakan Perwira kecabangan Ajudan Jenderal yang bersumber dari Sekolah Perwira Karir TNI lulusan tahun 2020.
Di usianya yang masih belia, Letda Lena kehilangan sosok ayah yang meninggal karena sakit.
(Letda Tri Hartuti Martalena Dame Simanjuntak atau Letda Lena Simanjuntak, TNI AD Wanita ikut misi perdamaian PBB. (Foto via porosmedia.com)
Letda Lena pun melanjutkan hidup hanya berdua dengan ibunya karena kedua kakaknya pergi merantau ke luar kota.
Sambil menuntut ilmu di bangku SMA, ia bertekad meringankan beban ibunya dengan berjualan pakaian untuk menutupi kebutuhan pribadinya.
Beratnya tantangan kehidupan di usia remaja tidak menjadi alasannya untuk tidak berprestasi di bidang akademik karena dari prestasinya itulah ia mendapatkan jaminan beasiswa.
Tak sia-sia, usahanya berbuah manis, Letda Lena berhasil lulus seleksi undangan atau SNMPTN di Universitas Brawijaya (UB).
Prestasi Lena tidak berhenti sampai saat itu, di Jurusan Bahasa dan Sastra Prancis ia lulus dengan predikat cumlaude dalam kurun waktu 3 tahun 4 bulan.
Semua itu diraihnya sambil bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan hidup sekaligus mempersiapkan langkahnya ke Prancis.
Lulus S-1 dengan predikat cumlaude tidak membuat Lena berpuas diri, berbekal persiapan yang matang ia bertekad melanjutkan studinya langsung di tempat kelahiran bahasa yang selama ini ia pelajari, Prancis.
Jalan menuju Paris tentunya tidak mudah, ia menceritakan bagaimana sulitnya mencari keluarga sponsor dan proses pengajuan visa yang semua diurusnya sendiri.
Ia bahkan harus menjual satu-satunya sepeda motor miliknya untuk dapat mengantarkannya menginjakkan kaki di Prancis.