Rusia vs Ukraina
Presiden Ukraina Pertanyakan Bantuan NATO Usai Bandara Sipil Hancur Total Dibombardir 8 Roket Rusia
Volodymyr Zelensky menyatakan rentetan rudal Rusia menghancurkan bandara sipil di Vinnytsia, di Ukraina tengah pada Minggu (6/3/2022).
TRIBUNMANADO.CO.ID - Rusia menghancurkan bandara sipil di Vinnytsia, Ukraina.
Militer Rusia disebut menembakan 8 roket ke bandara itu.
Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Baca juga: Negosiator Ukraina Tewas Ditembak, Diduga Bocorkan Informasi ke Rusia dan Hendak Melakukan Makar
Volodymyr Zelensky menyatakan rentetan rudal Rusia menghancurkan bandara sipil di Vinnytsia, di Ukraina tengah pada Minggu (6/3/2022).
"Saya baru saja diberitahu tentang serangan rudal di Vinnytsia. Delapan rudal. Bandara hancur total," kata Zelensky dikutip dari AFP.
Kementerian pertahanan Rusia juga mengkonfirmasi serangan itu.
"Pada 6 Maret, sebuah lapangan terbang Angkatan Udara Ukraina di Vinnytsia sudah tidak dapat digunakan, setelah serangan senjata presisi tinggi jarak jauh," kata juru bicara kementerian pertahanan Igor Konashenkov dalam sebuah video briefing.
Beberapa kota dan pangkalan udara di Ukraina diketahui telah dibom, ditembaki, atau dihantam dengan rudal balistik sejak Rusia meluncurkan invasi 11 hari.
Namun, Kota Vinnytsia berada di wilayah barat Ukraina tengah yang jauh dari perbatasan Rusia dan Belarus dan jarang terjadi serangan serupa.
Zelensky pun mengambil kesempatan untuk memperbarui permintaannya agar kekuatan Barat memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina untuk mencegah lebih banyak serangan Rusia.
“Kami ulangi setiap hari, tutup langit di atas Ukraina. Tutup untuk semua rudal Rusia, untuk pesawat tempur Rusia, untuk semua teroris mereka," ungkap dia, dikutip dari Kantor Berita AFP.
"Jika tidak, jika Anda tidak memberi kami setidaknya pesawat sehingga kami dapat melindungi diri kami sendiri, hanya ada satu hal untuk disimpulkan, Anda ingin kami dibunuh dengan sangat lambat," ungkap Zelensky.
Seperti diketahi Sebelumnya, NATO menolak permintaan Pemerintah Ukraina untuk memberlakukan zona larangan terbang untuk melindungi langitnya dari rudal dan pesawat tempur Rusia.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan NATO tidak akan campur tangan dalam konflik karena kekhawatiran bentrokan langsung dengan Rusia yang dapat berkembang menjadi konflik yang lebih luas.